Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PEMERINTAH perlu fokus pembangunan sumber daya manusia, mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan teknologi digital. Bila kurikulum pendidikan dan kejuruan yang dipraktekkan tidak selaras dengan kemajuan teknologi digitial, maka sulit manusia Indonesia bersaing dengan negara lain.
Wartawan senior Kompas Dr. Ninok Leksono menyampaikan, saat ini sudah terjadi disrupsi terutama yang disebabkan oleh kemajuan teknologi digital dan dunia pers sudah mengalaminya.
“Kami ini di media cetak, sedang menghitung hari sampai kapan masih bisa bertahan mencetak koran harian,” ungkap Ninok, dalam Urun Rembug Tokoh Pers Tentang Masalah Bangsa yang merupakanbagian dari sosialisasi Piala Presiden Kompetisi Nasional Media, di Semarang, hari ini.
Piala presiden Kompetisi Nasional Media adalah penghargaan atas Karya Jurnalistik Lintas Platform yang berkaitan dengan tantangan utama yang dihadapi bangsa Indonesia. Karya jurnalistik tersebut dapat berbentuk laporan jurnalistik, tajuk rencana, maupun artikel opini.
Piala diberikan kepada media maupun individu yang karyanya memberi manfaat besar bagi pemerintah maupun masyarakat luas dalam menghadapi persoalan-persoalan krusial Bangsa Indonesia dewasa ini.
Acara yang dipandu moderator Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo itu menghadirkan mantan Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ninok Leksono, Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud, Budayawan Triyanto Triwikromo, Liliek Budiastuti dosen STIKOM Semarang, Triyono Lukmantoro Komite Etik AJI Semarang, Octo Lampito Kedaulatan Rakyat, Suwarmin pemred Solopos, Mianto Nugroho Agung Yayasan Bina Dharma Salatiga dan beberapa tokoh pers Jawa Tengah.
Baca juga: Presiden: SDM Adaptif Teknologi Penting di Era Ekonomi Digital
Ninok menyoroti pendidikan pada revolusi industri 4.0 yang didominasi oleh maraknya Artificial Intelligence (AI), disebut akan menghilangkan jutaan lapangan kerja tradisional. Namun pada sisi lain, juga memunculkan lapangan kerja baru di bidang teknologi informasi.
Ia mengkritisi pengembangan pendirikan vokasi. Idenya sudah benar, namun belum selaras dengan industri yang dibangun pemerintah.
“Di vokasi diajarin memotong kayu, mengolah kayu sementara saat ini yang seksi oleh investor itu ekonomi digital Padahal tantangan kedepan itu adalah pendidikan eksakta, STEM, Science, Technology, Engineering, Mathematics,” ujar Ninok, Rektor Universitas Multi Media.
Pada masa depan, pendidikan STEM ini yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur, manufakturing, dan produksi lain. Orang muda sudah berubah, karena sukses sukses, kaya, dan populer, banyak terkait dengan ekonomi digital.
Tokoh pers Semarang Amir Machmud menyebutkan keunikan pers adalah mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat, pemanggku kebijakan, yang bergerak di UMKM dan menampilan pahlawan lokal, contoh keberhasilan yang bisa masyarakat pelaku industri berbasis digital.
“Pers sekarang harus memperkuat akses informasi tentang kebijakan-kebijakan pemerintah. Banyak segi yang harus diangkat dan dimunculkan ke permukaan oleh pers, selain yang berinisiatif memanfaatkan jejaring media sosial,” ujarnya.
Menurut Amir, pers tetap dapat menjadi “jembatan” yang punya daya untuk didengarkan oleh para pengambil kebijakan tentang kebutuhan para pelaku ekonomi.
“Pers harus ikut mengawal dari dua sisi, penentu kebijakan dan industri berbasis digital. Pers secara sadar memosisikan diri menjadi bagian dari kolaborasi besar pembangunan ekonomi,” katanya.
Sementara budayawan Triyawan Triwikromo mengkritisi mantera pembangunan Indonesia. Ia memulai dengan tesis Apakah pembangunan di Indonesia sudah adil dan beradab?
Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang tak mudah diurus dan masih berada dalam konsolidasi politik. Indonesia masih belum mandiri secara ekonomi, agak sulit melewati krisis yang bertubi-tubi.
“Hasilnya penuh keretakan sosial, dan dipenuhi oleh aneka luka politik dan hantu masa silam agaknya memang belum mampu mencapai masyarakat adil makmur,” ungkapnya.
Triyawan skeptic bahwa karena belum bisa mencapai adil makmur sudah barang tentu masih terjadi peminggiran liyan, penindasan pihak lain oleh “yang membangun”. (RO/OL-4)
Jumlah pengguna e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan, dengan peningkatan 11,2% secara tahunan.
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp1.860 triliun pada 2024, yang setara dengan 8,4 persen dari PDB nasional. Sektor ini diproyeksikan tumbuh dengan angka 5%-6% per tahun.
Plt. Direktur Pengembangan Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital, Sonny Sudaryanah, membuka seminar dengan keynote remarks.
Kekuatan bisnis yang telah terbentuk selama bertahun-tahun perlu dioptimalkan melalui inovasi dan digitalisasi agar tetap relevan, berdaya saing, dan siap bersaing di pasar global.
Kedaulatan ekonomi digital Indonesia semakin penting di tengah laju digitalisasi dan ketidakpastian global.
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
ERP tak lagi sekadar berfungsi sebagai penyimpan data dan alat otomasi dasar, melainkan harus berevolusi menjadi sistem yang mampu berpikir layaknya manusia.
PASAR perusahaan teknologi raksasa Apple menghadapi tantangan paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pangsa pasar Iphone di Amerika Serikat turun dari 56% menjadi 49%
Xapiens berkomitmen menghadirkan solusi dan peluang kolaborasi di indutri teknologi.
Tiga entitas besar di bidang pengembangan talenta, teknologi, dan transformasi organisasi kini resmi melebur dalam satu identitas baru bernama KTM Solutions.
Australia dan Indonesia bekerja sama erat di bidang siber untuk membangun ketahanan siber dan melindungi dari kerentanan yang berdampak pada keamanan nasional.
Transformasi digital memberikan alat untuk bekerja lebih efisien, merespons kebutuhan pelanggan, dan selaras dengan praktik terbaik global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved