Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

2020, Kemenristek Dikti Datangkan Rektor dan Dosen Asing

Syarief Oebaidillah
30/7/2019 19:10
2020, Kemenristek Dikti Datangkan Rektor dan Dosen Asing
Menristek Dikti M Nasir(MI/M Irfan)

KEMENTERIAN Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) bersikukuh mendatangkan rektor dan dosen dari luar negeri. Pasalnya langkah ini dinilai menjadi satu satunya cara mendongkrak peningkatan mutu perguruan tinggi (PT) di Tanah Air menuju kelas dunia (world class university).

"Satu satunya, saya challenge atau kita tantang para PT kita agar sukses untuk berkolabrorasi dengan mendatangkan rektor dan dosen asing. Target kami 2020 sudah bisa didatangkan ke Tanah Air," kata Menristek Dikti M Nasir menjawab Media Indonesia di Jakarta, Selasa (30/7).

Nasir mengaku telah berkonsultasi dengan Presiden Jokowi dan mengantungi restu melanjutkan rencana tersebut. "Pada 2016 saya ungkapkan usulan ini ternyata semua rektor teriak memprotes. Lalu saya hentikan dan munculkan lagi tahun ini. Saya lapor ke Presiden dan meminta saya jalan terus," tandasnya.

Nasir mengakui belum ada peraturan yang menjadi payung hukum mendatangkan rektor asing. Sehingga, dia berkonsultasi dengan Presiden Jokowi membuat aturan berupa peraturan pemerintah (PP). "Saya sudah cek, ini jatuh di PP bukan di peraturan menteri. Saya akan perbaiki PP ke Presiden," cetusnya.

Baca juga: Akhir 2020, Alat Kesehatan Bermerkuri Dilarang Digunakan

Mantan Rektor Universitas Diponegoro itu menepis pendapat yang menilai mendatangkan rektor asing melanggar Undang-Undang Guru dan Dosen.  Ia menegaskan tidak ada yang dilanggar dan akan memperbaiki peraturan yang menghambat.

Dia menyebut tiga hambatan antara lain, pemilihan rektor yang menyebut persyaratan warga negara Indonesia (WNI). Kedua, kenaikan jabatan disederhanakan, dan ketiga profesor dari luar negeri harus diadaptasi.

Dia kembali mengutarakan perbandingan sejumlah negara yang berhasil mendongkrak PT menjadi kelas dunia dengan mendatangkan rektor dan guru besar asing.

Ia mencontohkan kesuksesan Singapura dan Arab Saudi. Dia menjelaskan PT di Arab Saudi, King Fahd University, pada 2005 berada di peringkat 800 dunia kini menjadi 189 dunia. "Padahal budaya risetnya masih rendah namun kini Saudi berhasil terdongkrak. Dan saya optimistis Indonesia juga bisa dan mampu," pungkas Nasir. (X-15)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya