Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
JURNALISME tidak akan mati. Meski perkembangan teknologi yang cepat membuat sejumlah media bertumbangan, substansi jurnalisme tetap ada, hanya mediumnya yang berubah.
“Perkembangan teknologi tidak harus menyebabkan kekhawatiran yang berlebihan. Yang dibutuhkan, media harus mampu beradaptasi agar tetap hidup,” ungkap Usman Kansong, Direktur Pemberitaan Nonaktif Media Indonesia, dalam gathering wartawan dan Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, di Jakarta, Jumat (19/7) malam.
Kegiatan itu dihadiri sejumlah pejabat pemkab. Tujuan acara itu ialah meningkatkan kerja sama dan sinergitas antara jurnalis dan pemkab.
Lebih jauh, Usman menyebutkan hasil sebuah penelitian juga memperlihatkan, dari 10 profesi yang akan hilang, wartawan tidak ada di dalamnya. Namun, untuk tetap eksis, butuh inovasi dan adaptasi.
Ia mencontohkan, media radio sempat dikatakan the end of the radio saat televisi muncul. “Ternyata radio mampu beradaptasi sampai sekarang. Orang masih mendengarkan radio sambil menyetir. Radio juga tetap eksis karena dapat didengarkan melalui streaming,” katanya.
Televisi juga demikian karena dapat dinikmati melalui streaming di mana pun. “Kita bisa menonton televisi Indonesia atau siaran langsung sepak bola melalui telepon seluler,” jelas penulis buku Jurnalisme Keberagaman itu.
Sementara untuk media cetak, Usman juga masih tetap optimistis karena masih memiliki peluang. “Hanya media cetak akan mengubah mediumnya. Contohnya Media Indonesia yang memiliki e-paper dan juga media daring. Penghasilan media cetak juga masih lebih besar jika dibandingkan dengan media daring.
Kalau memang masa depan di online, mengapa pendapatan iklan masih kalah dengan media cetak? Ini yang menjadi pekerjaan rumah media.”
Upaya membuat media cetak tetap bertahan sudah banyak dilakukan. Sejumlah tokoh pers Indonesia pun sudah pernah menggelar diskusi kelompok terarah soal masa depan media massa.
Jawaban belum disepakati. Namun, mereka seiya bahwa media harus beradaptasi. “Tidak mungkin melawan perkembangan teknologi,” papar mantan jurnalis Metro TV ini.
Dia mengingatkan, bagi pekerja media cetak, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Dalam melihat sebuah peristiwa, misalnya, perkembangan berita terus dilakukan media online dan televisi dari waktu ke waktu.
“Media cetak tidak boleh melakukannya karena tidak akan dibaca orang. Yang harus dilakukan ialah langkah ke depan, perdalam unsur how dan why,” jelasnya. (LD/N-2)
Palestina menyebut Israel sebagai 'pembunuh wartawan paling berbahaya' setelah 230 jurnalis di Jalur Gaza telah menjadi korban kebiadaban mereka.
Alec Luhn, jurnalis iklim asal Amerika Serikat dilaporkan hilang saat melakukan pendakian solo di Taman Nasional Folgefonna, Norwegia.
Wanita yang akrab dipanggil dengan sebutan Nana itu mengenang pertemuan dengan seorang jurnalis muda yang sempat dilanda dilema antara meneruskan pekerjaan impiannya
LEBIH dari 100 jurnalis menandatangani petisi yang meminta akses langsung tanpa hambatan ke Jalur Gaza. Ini menurut Sky News pada Senin (4/8).
IKATAN Wartawan Hukum (Iwakum) memberikan bantuan solidaritas kepada para jurnalis yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).
Penyembelihan sudah dilakukan pada Jumat, 6 Juni 2025, di Kantor DSM Bali dan sudah disalurkan kepada orang yang sangat membutuhkan.
HUJAN deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Purbalingga dan Banyumas, Jawa Tengah, mengakibatan sejumlah bencana pada Minggu malam (3/8).
Kolaborasi lintas institusi ini difokuskan pada pemberdayaan pelaku pascaperkara melalui pelatihan keterampilan, pendampingan, serta fasilitasi penempatan kerja.
Ayah dan anak balitanya ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh ke dalam sumur tua di Desa Pejogol, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Tiap pelaku UMKM menerima bantuan senilai Rp5 juta dalam bentuk barang, seperti rak display serta komoditas pangan berupa beras, gula, dan minyak goreng.
Potensi cuaca ekstrem di 13 daerah di Jawa Tengah berlangsung hingga Selasa (8/7) yakni Banyumas hingga Salatiga,
peserta BPJS Kesehatan yang terdampak penonaktifan masih memiliki kesempatan untuk mengaktifkan kembali keanggotaannya dan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan lewat dinsos.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved