Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak kemarau di Indonesia akan terjadi pada pertengahan tahun. Pasalnya, curah hujan di Indonesia akan rendah atau sifatnya di bawah normal mulai Juli hingga September 2019.
"Sementara puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi pada Agustus pada mayoritas zona musim (zom)," kata Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan dalam keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Matraman, Jakarta Timur, Jumat (28/6).
Dodo menjelaskan, kemarau di Indonesia turut dipengaruhi faktor-faktor cuaca global. Prediksi tutupan awan tidak menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan untuk mendukung pertumbuhan awan hujan pada jangka waktu yang lebih pendek.
Kendati demikian, dalam periode seminggu ke depan, potensi hujan masih akan terjadi di sejumlah wilayah. Hujan berintensitas sedang hingga lebat masih akan mengguyur mayoritas di timur Indonesia.
Baca juga: Awal Kemarau, 2 Desa di Bojonegoro mulai Krisis Air Bersih
"Hujan diprediksi masih mengguyur di wilayah Sumatra Barat, Sulawesi tengah-utara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua," ujar Dodo.
Ia juga meminta masyarakat mewaspadai potensi gelombang tinggi yang mencapai 2,5 hingga 4 meter.
Adapun gelombang tinggi akan terjadi di Perairan Sabang-Banda Aceh, Perairan Barat Aceh, Perairan Parat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, dan Perairan Enggano-Bengkulu. Kemudian Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia barat Aceh hingga Bengkulu, Selat Sunda, Perairan Selatan Banten hingga Jawa tengah.
"Gelombang tinggi juga diperkirakan terjadi di Perairan Selatan Pulau Sumbawa hingga Pulau Sumba, Selat Alas bagian selatan, Perairan Pulau Sawu, dan Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT)," beber Dodo. (Medcom/OL-2)
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
Masyarakat NTT diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang bersifat kering. Angin kencang ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved