Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BENCANA Tsunami Selat Sunda adalah bentuk kegagalan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam memberikan early warning kepada masyarakat, sehingga harus jatuh banyak korban.
Hal tersebut diungkapkan oleh dosen senior Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Bagas Pujilaksono Widyakanigara.
"Hal ini tidak harus terjadi, jika kinerja BMKG sesuai tupoksinya. Ini kegagalan BMKG untuk kedua kalinya pasca tsunami Palu," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (26/12).
Ia juga mengkritik pernyataan-pernyataan kepala BMKG yaitu Dwikorita Karnawati, yang dinilai tidak konsisten dalam mengeluarkan pernyataannya. Hal itu berdampak pada ratusan korban jiwa Tsunami Selat Sunda tersebut.
"Kepala BMKG tidak konsisten, ragu-ragu dan mengkambing hitamkan dengan menyebut tidak adanya peralatan deteksi dini dan gempa karena aktivitas vulkanik gunung api itu ranahnya Badan Geologi. Namun, menghitung tinggi gelombang tsunami yang ke arah Pandeglang saja tidak mampu," kata Bagas.
Baca juga: Kemenkes Kirim Satu Unit Kontainer Pendingin Jenazah ke Pandeglang
"BMKG bilang 0,9 m, sedangkan nelayan bilang 12 m. Jujur saya tidak percaya dengan ketinggian gelombang tsunami 0,9 m, berdasar energi kinetiknya yang berimplikasi pada tingkat kerusakan. Jelas semua itu gambaran riil atas ketidak mampuan mereka memahami masalahnya dan sama sekali tidak ada tanggung jawab profesi ke rakyat sebagai pejabat publik,"tambahnya.
BMKG, menurut Bagas, bekerja dengan nalar terlambat. Ia menyayangkan mengapa jauh sebelum hari tidak membahas antisipasi kejadian yang bisa muncul akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.
"Sekarang sibuk bicara erupsi Gunung Anak Krakatau, longsoran, dan tsunami susulan. Mengapa hal ini tidak dibahas sebelum tsunami kemarin terjadi? Kinerja pimpinan BMKG yang seperti ini jelas akan menjatuhkan wibawa pemerintah, dan menimbulkan distrust di Masyarakat," ungkapnya.
Dosen senior UGM tersebut pun mengusulkan agar ada perombakan pimpinan BMKG dari pucuk hingga ekor, agar kedepan, menurutnya, kinerja BMKG lebih bermutu, utamanya dalam memberikan pelayanan peringatan dini ke masyarakat.
Bagas juga tidak lupa mengucapkan duka yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa yang sangat banyak, korban luka-luka dan orang hilang. (OL-3)
Masyarakat NTT diminta tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu gempa dan tsunami yang beredar beberapa hari terakhir.
Dia menyebut informasi tersebut merupakan paparan peta bahaya wilayah Indonesia saat ini. BMKG selalu membuat potensi bencana dari ringan hingga terburuk.
Kabupaten Serang, Provinsi Banten, memiliki potensi risiko bencana tsunami mulai level sedang hingga tinggi.
Tanaman Butun, keben atau dikenal juga dengan putat laut ini pernah mendapat predikat sebagai Pohon Perdamaian di masa Bapak Presiden Soeharto.
Letak geografis Indonesia di pertemuan tiga lempeng, yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik menyebabkan Indonesia rawan mengalami gempa yang dapat memicu tsunami.
Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved