Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Film Believe Tayang Mulai Hari Ini, Kisahkan Aksi Pertempuran dan Air Mata

Fathurrozak
24/7/2025 12:09
Film Believe Tayang Mulai Hari Ini, Kisahkan Aksi Pertempuran dan Air Mata
Sutradara Arwin Tri Wardhana (kiri)(Dok. Film Believe)

FILM perang biasanya identik dengan deru senjata, ledakan, dan aksi pertempuran penuh adrenalin. Namun, film Believe: Takdir, Mimpi, Keberanian, yang tayang mulai hari ini, (24/7) di bioskop, menjanjikan akan membawa sisi dramatis yang  bukan sekadar sajian laga. 

Di balik 70% durasi yang dipenuhi adegan kontak senjata, pertempuran sengit, dan efek ledakan spektakuler, film yang terinspirasi kisah nyata ini membawa sisi humanis tentang kesetiaan keluarga dan hubungan cinta antara seorang anak dan ayahnya yang tak pernah tersampaikan.

Karakter utama film ini, Agus (Ajil Ditto), adalah pemuda yang tumbuh tanpa pernah memahami pengorbanan ayahnya, Serka Dedi (Wafda Saifan), prajurit yang bertugas dalam Operasi Seroja. Agus memandang sang ayah sebagai sosok keras dan jauh secara emosional. Namun kematian sang ayah mulai membuka mata Agus, ada sesuatu yang tersimpan di balik diamnya sang ayah.

Produser film Believe, Celerina Judisari mengaku memang drama keluarga ini yang menjadi jiwa dari film Believe. 

“Beberapa penonton yang sudah menyaksikan special screening bilang mereka merasa film ini di luar ekspektasi, karena selain melihat keseruan perang, mereka juga dibuat menangis. Buat kami yang memproduksi filmnya, ini justru membanggakan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Kamis, (24/7). 

Film ini disutradarai oleh Arwin Tri Wardhana dan Rahabi Mandra. Menurut Arwin, film ini tetap memberikan sisi laga dan drama dalam porsi yang tetap berimbang.

“Penonton harus disajikan laga yang seru, tapi juga drama cerita yang tidak hanya jadi penghias, tapi benar-benar dirasakan oleh penonton,” tambah Arwin.

Film ini bagaimana luka dalam hubungan ayah dan anak dapat membentuk identitas, serta bagaimana trauma yang tidak terselesaikan bisa membawa seseorang ke jurang kehancuran atau justru menjadi sumber kekuatan. 

Agus yang muda dan penuh amarah akhirnya memilih jalan yang serupa dengan sang ayah, bergabung menjadi prajurit bukan karena ingin meniru, tapi karena ingin memahami. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya