Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
BAYANGKAN berdiri di tengah badai. Langkahmu ragu, suaramu tercekat, dan apapun yang kau lakukan... salah. Inilah kisah yang dihidupkan Giant Jay dalam single terbarunya yang berjudul Serba Salah, sebuah karya musikal yang tak hanya menggugah telinga, tapi juga mengguncang jiwa.
"Badanku kurus jadi masalah, badanku gemuk juga masalah..."
Dari bait pertama, lagu ini bukan hanya terdengar — ia terasa. Single terbaru dari Giant Jay yang berjudul Serba Salah adalah ledakan kejujuran yang membongkar tekanan sosial, standar ganda, dan absurditas dunia yang membuat manusia terus-menerus merasa... salah.
Dirilis di bawah naungan label musik Pop ART, lagu ini ditulis oleh tiga kreator kuat di balik layar: Vadly Emily, Giant Jay, dan Nuki Nares.
Bersama, mereka menghadirkan karya yang tak hanya kuat secara musikal, tapi juga menggedor batin generasi yang lelah jadi korban ekspektasi.
Satu Lagu, Seribu Luka yang Diwakili
Serba Salah menyuarakan realita sehari-hari: ketika tubuhmu, pilihanmu, bahkan dompetmu bisa jadi bahan penghakiman. Liriknya lugas, brutal, dan relatable — tidak berusaha indah, tapi jujur hingga terasa menyakitkan.
"Ku punya uang jadi masalah, tak punya uang juga masalah...
Warna kulit pun jadi masalah..."
Lagu ini menyentuh luka yang tak tampak tapi dirasakan jutaan orang setiap hari. Lagu ini menyuarakan perasaan bersalah yang ditanam oleh standar sosial — bahkan ketika kita tak melakukan kesalahan apa pun.
Reff yang Menjadi Simbol Perlawanan
"Tak pernah cukup di matamu
Tak pernah benar di pikiranmu
Semua yang kulakukan tak pernah benar
Dasar dunia serba salah."
Reff lagu ini meledak dengan emosi, seolah ingin memekikkan isi hati semua orang yang pernah dibandingkan, diremehkan, atau dipaksa berubah hanya demi memenuhi selera orang lain.
Giant Jay membawakan lirik ini dengan vokal yang penuh tenaga dan keputusasaan yang membara — sebuah klimaks emosional yang mewakili suara-suara yang selama ini terbungkam.
Kampanye #SerbaSalah: Dari Lagu ke Gerakan Sosial
Tidak hanya berhenti sebagai karya musik, Giant Jay juga meluncurkan kampanye digital bertajuk #SerbaSalah, mengajak netizen untuk membagikan kisah-kisah saat mereka merasa tidak pernah cukup atau terus-menerus disalahkan.
Gerakan ini menjadi ruang aman untuk bercerita, berbagi luka, dan mulai berdamai.
Giant Jay: Suara Baru untuk Dunia yang Tak Lagi Mau Diam
"Gue nulis lagu ini bukan buat cari kasihan. Tapi buat bilang: kalau lo juga pernah merasa gitu, lo gak sendiri," ujar Giant Jay. "Gue cuma manusia yang juga lelah jadi 'cukup' buat semua orang."
Dengan vokal yang menggugah, lirik yang menghantam, dan produksi yang megah, Serba Salah hadir sebagai anthem mereka yang berani bersuara. Lagu ini bukan hanya musik — ini adalah cermin, perlawanan, dan harapan.
Serba Salah dirilis secara resmi pada 20 Juni 2025, di seluruh platform streaming digital. (Z-1)
Lagu Sudah Biasa dari Badai Sampai Sore menggambarkan fase di mana segalanya terasa otomatis, bukan lagi soal pilihan, melainkan soal bertahan.
Menggandeng sejumlah penyanyi seperti Hanin Dhiya, Shanna Shannon, dan Shakira Jasmine, mini album Stevan Pasaribu ini menyuguhkan total enam lagu.
Di pertengahan 2025 ini, Laura Pradipta (vokal) memutuskan untuk hiatus dari ArumtaLa dalam waktu yang tidak bisa ditentukan sehingga duo itu tinggal menyisakan Arini Kumara.
Lewat Teman Sejati?, Jenaka Mahila mengajak penikmat musik untuk merenungi arti sebenarnya dari sebuah persahabatan.
Bagi Prass, pengalaman ini membuat proses penulisan lagunya menjadi lebih ‘mindful’ dan percaya diri.
Lagu ini awalnya ditulis Dhendy Mawardi untuk anaknya, sebagai pesan bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya kita akan dihadapkan pada masalah, ketidaknyamanan, atau kekecewaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved