Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ORKES Bada Isya adalah sebuah grup musik bergenre Folk Balada yang dikenal dengan liriknya yang puitis. Nama grup ini diambil dari waktu Bada Isya, yang merupakan momen ketika mereka sering berkumpul dan berlatih musik bersama.
Bagi mereka, waktu tersebut sangat istimewa karena mencerminkan suasana tenang dan kontemplatif setelah aktivitas sehari-hari. Bagi mereka, musik bukan hanya tentang melodi indah tetapi juga sebagai media untuk merefleksikan dunia sehari-hari.
Mereka adalah pencerita yang mengajak kita untuk merasakan, meresapi, dan merefleksikan kembali perjalanan yang telah kita tempuh sejauh ini. Orkes Bada Isya sendiri dimaknai sebagai sebuah peristiwa musik yang terjadi pada waktu malam menuju fajar: musik yang bersifat privat, intim, dan dewasa.
Dalam proses kreatifnya, Orkes Bada Isya tidak hanya fokus pada eksplorasi musikal, tetapi juga kerap terlibat dalam mempelajari lintas disiplin seni.
Mereka percaya bahwa seni adalah sebuah ekosistem yang saling berhubungan, di mana musik, sastra, tari, teater, dan seni visual dapat saling memperkaya satu sama lain.
Selain itu mereka sering berkolaborasi dengan seniman dari berbagai latar belakang, mengintegrasikan elemen-elemen seni lainnya ke dalam karya musik mereka.
Melalui keterlibatan dalam lintas disiplin seni, Orkes Bada Isya terus memperluas batas-batas kreatif, menjelajahi cara-cara baru untuk menyampaikan pesan dan emosi melalui musik yang mereka ciptakan.
Dalam perjalanan musiknya, Orkes Bada Isya telah merilis sebuah album berjudul Menuju Rumahmu. Album ini merupakan karya yang berisi enam buah lagu yang merupakan hasil alihwahana dari puisi-puisi karya para penyair nasional asal Lampung.
Single terbaru mereka, Suaka Luka, merupakan lagu yang menggambarkan kerinduan dan kesetiaan yang universal. Lagu ini terinspirasi dari pengalaman kehilangan yang mendalam, baik itu dalam hubungan cinta, persahabatan, keluarga, atau bahkan kehilangan akan masa lalu yang indah.
Lagu ini mengingatkan kita, bahwa meskipun waktu berlalu dan kehidupan bergerak maju, ada bagian dari diri kita yang tetap setia pada kenangan dan perasaan yang pernah ada. Dengan aransemen melodi akustik yang hangat dan vokal yang menyentuh, lagu ini cocok bagi pendengar yang menyukai musik dengan lirik reflektif.
Saat ini, Orkes Bada Isya sedang mempersiapkan album kedua mereka, yang akan memperluas eksplorasi aransemen musiknya yang menggabungkan elemen-elemen tradisi dan modern, timur dan barat, yang menjadi nuansa segar untuk dunia industri musik.
Melalui dukungan DSP, karya mereka dapat menjangkau audiens yang mencari pengalaman musik yang kontemplatif dan emosional. (Z-1)
Kau Juga Semua Orang lahir dari keresahan pribadi Tradeto tentang kecenderungan manusia untuk selalu membandingkan diri dan merasa lebih unggul.
Single Yakin dari Rio Adiwardhana tetap membawa benang merah dari EP sebelumnya (Sisi Lain), dan menjadi lagu pembuka untuk EP selanjutnya
Penyanyi jazz Muthia Nadhira mempersembahkan interpretasi baru dari lagu legendaris Simpan Saja, menandai peluncuran album debutnya yang bertajuk Garden of Mimosa.
Lagu Kelam dari Jims Wong juga menjadi hal yang menarik karena hadirnya Artsi, menambah warna emosional dalam harmoni vokal yang mendalam.
Program konser tersebut mencakup karya dari para musisi hebat Hongaria seperti Franz Liszt, Béla Bartók, Zoltán Kodály, dan György Orbán, hingga khazanah musik rakyat Indonesia.
Hancur dari Tears Don't Lie bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya — bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya.
OTW, atau on the way dan ‘Ngaret’ atau suka datang terlambat semacam paket lengkap dari budaya tak tertulis di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved