Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Memori Air Mengalir di JAFF 2024, Kisah Trauma dan Kehilangan dari Mata Anak

Basuki Eka Purnama
09/12/2024 06:13
Memori Air Mengalir di JAFF 2024, Kisah Trauma dan Kehilangan dari Mata Anak
Bintang film dan kru film Memori Air(MI/HO)

JOGJA Netpac Asian Film Festival atau JAFF kembali digelar di 2024 dengan tema “Metanoia” (yang berarti perubahan atau transformasi pikiran). 

Festival JAFF yang diadakan di Empire XXI Yogyakarta mulai 30 November sampai 7 Desember 2024 ini membawa sejumlah segmen dan program menarik, salah satunya adalah program Layar Indonesiana, yang menayangkan 10 film pendek lokal pemenang pendanaan Kompetisi Produksi Film Pendek Layar Indonesiana dari Kemendikbudristek (sekarang Kementerian Kebudayaan).

Program Layar Indonesiana merupakan salah satu program yang paling dinanti dan ramai dihadiri pada JAFF 2024 ini. 

Film-film pendek yang ditayangkan sudah melewati proses kurasi, mentoring, dan produksi dari para ahli film tanah air untuk para produser dan sutradara muda. 

Salah satu film yang mendapatkan sambutan hangat adalah film pendek berjudul Memori Air (The Water Fairy) karya sutradara Imam Syafi'i dan diproduksi Thea Filisa serta Rivandy Kuswara, dan Riani Singgih sebagai co-producer. 

Produksi film pendek ini juga turut didukung oleh rumah produksi Ficcionaire Collective, Seven10 Media, serta Content Collision.

Memori Air menceritakan tentang kisah pertemanan dua anak yang mengalami perubahan drastis setelah insiden traumatis. Banyu yang trauma karena menyaksikan kematian sahabatnya Dhika, terus kembali ke umbul tempat kejadian–mencari cara untuk membebaskan dirinya dari rasa bersalah, kesedihan, dan tuduhan dari ibu Dhika.

Cerita film pendek ini terinspirasi dari kisah nyata yang dialami orang terdekat dari pembuat film. 

Sutradara Imam Syafi’i menjelaskan, “Film pendek ini sebenarnya ingin menunjukkan pentingnya peran orangtua sebagai pendengar dan pemberi dukungan yang empatik ketika anak menghadapi masalah. Ini merupakan kisah yang cukup personal bagi saya dan ingin saya angkat pesannya”.

Produser Thea Filisa menjelaskan bahwa film ini ingin menceritakan tentang perseteruan atau struggle yang dirasakan seorang anak ketika mengalami trauma kehilangan.  

“Kami ingin menunjukkan bahwa ketika ada kejadian seperti ini, anak juga memiliki perspektif sendiri yang berbeda dengan orangtua. Bagaimana mereka memproses kehilangan mungkin tidak dapat langsung kita pahami, namun sangat penting untuk diberi waktu dan pemahaman agar mereka bisa menghadapinya dengan baik di usia tersebut,” ungkap Thea.

Film yang direkam di Klaten ini juga turut membawa nuansa budaya dan alam Jawa. Selain bahasa utama yang digunakan adalah Jawa, adegan-adegan dramatis yang disyuting di latar desa dan alam wilayah Klaten memberikan latar dan panggung yang tenteram dan indah. 

Namun, dalam dialog dan kisahnya, penonton akan menemukan beberapa elemen tradisional Jawa yang berbau mistis.

Pencipta film Memori Air juga menekankan pentingnya peran Kementerian serta mentor dari Layar Indonesiana. 

“Kami merasa terhormat dan bersyukur menjadi salah satu dari 10 finalis yang terpilih oleh Kementerian Kebudayaan diantara ratusan proposal film yang masuk. Tidak hanya dari segi dana, namun juga networking dan akses kepada mentor-mentor expert yang memberikan banyak masukan positif dan konstruktif semenjak hari pertama”, tambah Thea. 

Perjalanan Memori Air dan sembilan film lainnya yang terpilih dalam seleksi Layar Indonesiana memulai perjalanan premier dan penayangannya di JAFF 2024. 

Ke depannya, 10 film pendek kebanggan Kementerian Kebudayaan ini akan dipromosikan di lebih banyak festival film nasional dan mancanegara. 

“Tentu kami berharap film ini akan ditayangkan di kancah internasional, terutama yang memiliki segmen atau ruang khusus untuk menayangkan film anak-anak”, ungkap Imam. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya