Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
JOGJA-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), yang memasuki edisi ke-19 dengan tema Metanoia telah ditutup, Sabtu (7/12). Film 1 Kakak 7 Ponakan pun didapuk sebagai film penutup festival tersebut sekaligus menjadi world premiere untuk film tersebut.
Sejak dimulai pada 30 November yang lalu, hingga hari terakhir ini tercatat lebih dari 24,000 pengunjung JAFF19 turut merayakan sinema Asia yang terus bertransformasi mencapai keunggulan.
“JAFF yang semakin dewasa ini terasa juga dari respon semua penonton dan pesertanya di tahun ini. Semoga semua bentuk antusiasme dan umpan balik dari semua peserta JAFF19 ini turut menjadi pendorong dan penggerak semakin bergairahnya perfilman Indonesia selama setahun mendatang,” ujar Direktur Jogja-NETPAC Asian Film Festival, Ifa Isfansyah.
Festival yang berlangsung selama delapan hari ini, menyelenggarakan sejumlah program non screening seperti public lecture, workshop, forum komunitas serta pelatihan untuk filmmaker. Setiap tahunnya, JAFF selalu berupaya untuk mengkurasi pilihan film yang semakin beragam agar penonton dan pengunjung festival mendapatkan pengalaman sinematik yang semakin lengkap dan mengesankan.
Direktur Eksekutif JAFF, Ajish Dibyo menambahkan, ke depannya, pihaknya ingin terus mempertahankan semangat keberagaman dengan kembali berinovasi untuk menghadirkan bentuk-bentuk yang baru dan semakin kreatif lagi.
Film 1 Kakak 7 Ponakan menjadi penutup Jogja Asian Film Festival 19, Sabtu (7/12) malam di Empire XXI, Yogyakarta. Film bergenre drama keluarga ini mampu menguras emosi penonton. Banyak penonton yang keluar dari studio dengan mata sembab.
Sang sutradara 1 Kakak 7 Ponakan, Yandy Laurens mengaku, dirinya selalu antusias ketika karyanya bisa tayang di JAFF. Menurut dia, selalu menyenangkan bisa menampilkan karyanya di JAFF.
"Di sini banyak film bagus yang luar biasa. Ini menjadi ruang yang menghasilkan energi baru untukku. Saling belajar, diskusi di sini. Selalu senang memutarkan film pertama di publik di JAFF. Ini rasanya luar biasa banget untukku," terang Yandy.
Film panjang Yandy yang pernah diputar di JAFF, antara lain Keluarga Cemara dan Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Ia pun senang Film “1 Kakak 7 Ponakan” pun mendapat respons positif dari para penonton dengan terisi penuh 5 studio di Empire XXI, Yogyakarta malam itu. Rencananya film ini akan tayang di bioskop mulai 23 Januari 2025.
Film 1 Kakak 7 Ponakan merupakan karya sutradara Yandy Laurens yang diproduksi oleh Mandela Pictures dan Cerita Films, Film ini diperankan oleh Chicco Kurniawan (Moko), Amanda Rawles (pacar Moko) Fatih Unru (Woko), Freya JKT48 (Nina);dan Ahmad Nadif (Ano), Ringgo Agus Rahman (Eka), Niken Anjani (Osa), Maudi Koesnaedi (Agnes), dan Kiki Narendra (Atmo).
Cerita film
Film ini bercerita tentang perjuangan Moko dalam merawat dan membesarkan ponakan-ponakan serta dinamika yang timbul di dalam keluarga tersebut.
Cerita tentang 1 Kakak 7 Ponakan sebelumnya telah tayang dalam bentuk sinetron pada 1990an. Menurut dia, cerita ini relevan pada saat ini, yang salah satunya tentang Sandwich Generation yang harus dialami keluarga Moko. Dia pun berada di antara pilihan antara kehidupan cintanya, karier, atau keponakannya.
"Ini masih menjadi isu yang sangat relevan dan penting saat ini. Sandwich generation 20 tahun lalu sudah ada pemaknaan dari Mas Arswendo," terang dia.
Menurut dia, film ini tetap memberikan kesegaran karena dirinya benar-benar mengadopsi film ini dengan hati. Ia benar-benar berusaha menangkap isi hati dari Arswendo, yang ingin disampaikan, dan yang dikhawatirkannya. Dari situ, Yandi kemudian menerjemahkannya kembali ke zaman sekarang sehingga tetap segar dengan konteks saat ini.
"Kita sampai di suatu titik, kita lupa ini (1 Kakak 7 Ponakan) anak yang kita adopsi,” terang Yandy.
Ia mengatakan, film ini mengekspose pikiran tabu ada di benak keluarga yang sandwich, baik yang menjadi tulang punggung atau yang dipikul. Yandy mengaku, secara khusus diringa sendiri banyak belajar dari film ini. (N-2)
Menurut Teddy Soeriaatmadja, waktu luang yang cukup panjang setelah penayangan di JAFF memberikan kesempatan emas baginya untuk meninjau kembali keseluruhan film.
Film Yohanna memenangkan kategori film terbaik, sutradara terbaik, naskah terbaik, dan peran terbaik untuk Laura Basuki, Kirana Grasela, dan Iqua Tahlequa.
JAFF 2024 telah usai. Selama sepekan, 182 film diputar dan berkompetisi, dan ditonton oleh 24.362 penonton. Berikut adalah daftar film pemenang JAFF 2024.
Tahun ini, JAFF pun mencatatkan rekor baru dengan jumlah kunjungan penonton terbanyak sepanjang sejarah festival tersebut.
SMONG Aceh merupakan kilas balik bagaimana bencana tsunami menghempas pesisir terbarat Indonesia, 20 tahun lalu, dan menelan korban lebih dari 200 ribu jiwa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved