Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Rumah Dinas Bapak adalah salah satu film yang sedang tayang di bioskop-bioskop Tanah Air. Film bergenre horor komedi ini menampilkan kisah hidup Komika Dodit Mulyanto pada masa kecil.
Di balik cerita seramnya, film Rumah Dinas Bapak memberikan informasi kepada penonton tentang kehidupan polisi kehutanan pada masa itu.
"Cerita film ini sekitar 90% adalah kisah nyata dari masa kecil Mas Dodit. Sisanya disesuaikan dengan kebutuhan film," kata salah satu pemeran utama, Putri Ayudya. Dalam film itu, Putri memerankan karakter Istri Polhut atau Ibu dari Dodit Mulyanto.
Baca juga : Putri Ayudya Sebut Syuting Film Horor Menguras Fisik
Adapun, film itu menampilkan empat polisi kehutanan yaitu Bapak Dodit yang diperankan Dodit Mulyanto, Dewo yang diperankan Elang El Gibran, Sugeng yang diperankan Sadana Agung, dan Kasno yang diperankan Fajar Nugra.
Berikut fakta-fakta menarik tentang kehidupan polisi kehutanan (polhut).
1. Tinggal di hutan
Baca juga : Dua Tersangka Pembunuhan Perempuan Tukang Pijat Ditangkap
Polhut harus tinggal di rumah dinas di tengah hutan. Di ceritakan, keluarga Dodit pada sekitar tahun 1992 harus menempati rumah dinas di tengah hutan jati di Blitar, Jawa Timur. Walau kejadian aslinya di Blitar, lokasi pembuatan film ini berada di
kawasan hutan jati di Blora, Jawa Tengah.
2. Sering berpatroli
Film horor ini juga menceritakan tentang kehidupan polhut yang sering berpatroli untuk menjaga kawasan hutan dari pencurian. Mereka seringkali harus menginap di pos-pos yang ada di tengah hutan. Keluarga pun harus relah ditinggal saat malam hari.
3. Rumah peninggalan Belanda
Di film ini, keluarga Dodit tinggal di rumah yang sudah dibangun sejak zaman Belanda. Di samping rumah dinas juga terdapat penjara kecil. Penjara tersebut menjadi tempat untuk menghukum para pencuri kayu.
Dalam proyek film terbarunya yang berjudul 13 Bom Di Jakarta, Putri Ayudya tidak hanya memerankan karakter agen Badan Kontra Terorisme Indonesia (ICTA) dengan penuh dedikasi.
Putri juga mendapat bantuan dari ahli gizi dan program latihan ala militer langsung dari ahlinya agar karakternya sebagai anggota otoritas negara ini semakin meyakinkan.
Putri Ayudya menjelaskan, dalam proses pengambilan gambar pun acapkali pemeran film horor berada dalam kondisi yang menegangkan dan penuh kejutan. Hal tersebut membuat tubuh menjadi tegang.
“Industri kreatif itu biasanya dianggap bebas banget, makanya ini adalah ruang yang menjadi sangat rentan untuk mengalami kekerasan,” ungkap Putri Ayudia.
Tumbal Kanjeng Iblis merupakan persembahan dari Visinema Pictures dan Legacy Pictures. Putri mengatakan selama syuting mendapat pengalaman yang cukup traumatis.
Melalui interaksi langsung dengan pasien ALS dan keluarga mereka, Vino G Bastian mendapatkan pemahaman mendalam tentang tantangan fisik dan emosional yang dihadapi pejuang ALS.
Film Hanya Namamu Dalam Doaku menandai reuni akting Vino G Bastian dan Nirina Zubir setelah 21 tahun mereka berkolaborasi dalam film 30 Hari Mencari Cinta.
Sebagian besar produksi film Pengin Hijrah dilakukan di tiga kota di Uzbekistan. Toshkent, Samarkan, dan Bukhara
Lagu Barasuara, Pancarona dan Terbuang Dalam Waktu, mengisi plot cerita baru dalam film Sore: Istri dari Masa Depan, yang disutradarai Yandy Laurens.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved