Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEBAGAI seorang stand up komedian, Raditya Dika mengaku memiliki ketertarikan pada komedi adalah untuk menarik perhatian teman-temannya sewaktu SD. Pasalnya, saat itu dia tidak memiliki teman.
“Komedi itu adalah cara gue bertahan hidup di sekolah awalnya. Karena gue kan pendek ya. Dulu tuh enggak ada yang mau temenan sama gue karena gue kecil suka diledekin. Apalagi pakai kaca mata kan,” ungkapnya dalam YouTube Malaka Project.
Lebih lanjut, karena tidak memiliki teman, Radit akhirnya lebih banyak menghabiskan waktu dengan membaca buku. Salah satu buku yang dia suka adalah Lupus karya Hilman Hariwijaya.
Baca juga : Serial Komedi Kacau Raditya Dika, Bicara Klub Komedi dan Pernikahan
Buku tersebut dikatakan memberikan ketertarikan tersendiri baginya, karena banyak kalimat lucu yang akhirnya membuat dia belajar untuk berkomedi.
“Karena enggak punya temen gue suka baca buku dulu, jadilah gue sering baca buku Lupus karya Hilman Hariwijaya almarhum. Terus di saat gue pas gue baca, gue penasaran kenapa gue ketawa. Jadi gue garis bawahin tuh (bagian lucu) dan gue mencoba menulis kayak gitu,” kata Radit.
“Kayak misalkan contohnya Lupus dari jauh kayak Brad Pitt, dari dekat kayak sendal jepit. Terus gue ketawa. Mungkin karena dia menyamakan Lupus dengan sendal jepit kali ya, terus apa yang bisa gue samain kayak gue ya. Mulai lah gue pakai hal itu ke diri gue atau ngomong ke orang. Kadang-kadang gue baca buku anekdot,” sambungnya.
Baca juga : Kolaborasi Cegah Stunting Bantu Siswa Raih Prestasi
Pria yang saat ini berusia 39 tahun tersebut menambahkan bahwa mempelajari komedi bagi dirinya bertujuan untuk memenangkan hati orang-orang.
Selama dia mempelajari komedi, menurutnya terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan oleh orang-orang.
“Gue pelajari ada dua hal yang penting yaitu bagaimana membuat orang tertawa yang berkaitan dengan teknik komedi. Ada satu lagi aspek yang orang banyak enggak sadari adalah kenapa orang tertawa. Itu kaitannya dengan filsafat dan filosofinya,” ucap Radit.
Baca juga : Prudential Indonesia Kembali Edukasi Murid SD Agar Melek Finansial Sejak Dini
“Gue belajar dua-duanya secara mandiri. Tapi di awal gue belajar caranya (berkomedi) dengan merekonstruksi ulang jokes yang gue suka. Waktu kelas 4 SD akhirnya gue bikin buku kumpulan komedi gue gitu loh. Kayak ada tebak-tebakannya dan lainnya. Ketertarikannya (sama komedi) dimulai dari SD jadinya,” lanjutnya.
Kendati telah mempelajari komedi dan juga menjadi seorang stand up komedian terkenal, Radit menekankan bahwa dia sama sekali tidak merasa dirinya lucu.
Hal inilah yang terkadang menimbulkan kekecewaan bagi sebagian orang ketika bertemu dengan dirinya, karena ada ekspektasi bahwa Radit merupakan orang yang lucu.
Baca juga : Yayasan Pendidikan Telkom Bandung Dukung Penyelenggaraan Kelas Bilingual di SD Telkom Padang
“Gue sama sekali enggak lucu. Sehari-hari juga biasa aja. Makanya banyak orang mungkin yang sebel sama gue karena beranggapan gue bakal buat ketawa. Padahal enggak. Gue pendiem banget dari dulu serius aja. Jadinya ekspektasi orang patah kan karena orang ngelihatnya gimana,” imbuh Radit.
Dia mencontohkan kejadian ketika teman-teman Anisa Azizah, istrinya, datang ke rumah dia, Radit lebih sering menghabiskan waktu sendiri untuk bermain gim ketimbang ikut nimbrung bersama mereka.
Sampai suatu ketika, istrinya menegur Radit dan meminta dia untuk ikut bersosialisasi bersama teman-temannya ketika mereka mampir ke rumah.
“Akhirnya Anisa bilang kamu kalau ada temen aku ke bawah dong, paling enggak berbaur ketemu sama mereka. Karena temen-temen dia nanya si Radit orangnya kayak gimana sih. Akhirnya pas temen dia datang gue ke bawah enggak berapa lama gue gabung sama mereka si Anisa manggil gue ke atas kan. Kamu ngapain sama temen ku. Enggak aku cuma ngeliatin. Kata temen ku kamu serem,” tuturnya.
“Karena gue cuma diem aja ngeliatin kan terus gue cuma bilang diminum silakan. Gue bilang dimakan juga enggak ada yang makan. Terus maunya apa. Ya gue cuma liatin doang mata mereka kan. Mana enggak ada yang mau liat lagi,” pungkas Radit. (Z-3)
Komeng bersama 151 senator lainnya telah disumpah sebagai anggota DPD RI periode 2024-2029.
Film terbaru dari Netflix amat dinanti oleh para penggemar layanan streaming berbayar karena tidak hanya memiliki alur cerita yang menarik, tetapi juga menyajikan beragam keunggulan lain.
Aktor Jeremy Allen White berhasil meraih SAG Award 2024 untuk kategori aktor komedi terbaik.
Dari tahun 90-an hingga kini film bergendre komedi di Indonesia memang tidak ada matinya. Bahkan banyak dari film-film tersebut yang dibintangi oleh aktor ternama.
LOL: Last One Laughing Indonesia: Yang ketawa Kalah akan tayang pada 11 Juli 2024.
Bunda, sedang bersiap menyekolahkan si kecil? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan agar anak mendapatkan pendidikan terbaik untuk mengoptimalkan potensi mereka.
Untuk mempersiapkan kemandirian anak sebelum masuk SD, berikut tips dari Samanta Elsener yang bisa dilakuakn orangtua:
Sejumlah dampak negatif yang mungkin terjadi pada anak yang masuk Sekolah Dasar (SD) sebelum usia yang tepat.
Usia ideal untuk memulai pendidikan SD bervariasi bagi setiap anak, bergantung pada kesiapan kognitif, perilaku, dan psikososial mereka.
Psikolog klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo memberikan panduan kepada orang tua untuk mempersiapkan anak masuk sekolah
Orangtua dapat mulai mengajarkan anak untuk memakai sepatu sendiri, mengganti baju, dan pergi ke kamar mandi bila ingin buang air sebelum mereka masuk SD.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved