Rabu 31 Mei 2023, 08:15 WIB

Sandhy Sondoro Ungkap Kenangannya Saat Peristiwa Mei 1998

Basuki Eka Purnama | Hiburan
Sandhy Sondoro Ungkap Kenangannya Saat Peristiwa Mei 1998

MI/DOK SONDOROMUSIC
Sandhy Sondoro

 

PENYANYI Sandhy Sondoro membagikan ceritanya melewati masa sulit ketika peristiwa Mei 1998. Kala itu, dirinya masih menempuh pendidikan tinggi di Jerman.

Melalui berita yang disiarkan di televisi di Jerman, Sandhy mendapatkan gambaran mengenai keadaan Indonesia, terutama Jakarta, saat Mei 1998. Ia mengakui, saat itu, dirinya ikut cemas terhadap kondisi Indonesia walaupun berada di luar negeri.

"Tentu saja kita merasa cemas-cemas juga, ya. Pas di sana itu (di luar negeri) orang Indonesia saja (cemas), 'Wah gimana Jakarta ini'," kata Sandhy, Selasa (30/5).

Baca juga: Sandhy Sondoro Gandeng Selvi Kitty di Single Yang Penting Cuan

Setelah mantan Presiden RI Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya setelah 32 tahun berkuasa, Sandhy mengamini, saat itu, banyak orang yang merasa senang sekaligus cemas terhadap masa depan nasib Indonesia setelah Reformasi, apalagi saat itu Indonesia dilanda krisis moneter.

"Senang karena akhirnya runtuhnya sebuah kediktatoran yang sudah berkuasa 32 tahun. Tapi, ya, punya perasaan cemas atas future dari negara kita sendiri, bangsa kita," ujar penyanyi yang terkenal menembangkan lagu Malam Biru itu.

Pada 1998, Sandhy lulus dari pendidikan arsitektur di Jerman. Mengingat keadaan Jakarta yang belum pulih dari kerusuhan, dia memilih menetap di Jerman dan kemudian merintis karier sebagai musisi lepas.

Baca juga: Tami Aulia Rilis Single Kamu di Masa Depan

"Saya sudah lulus kuliah arsitektur. Tadinya mau pulang. Kemudian karena susahnya kerjaan di sini (di Jakarta), ibu saya bilang, 'Kamu stay saja dulu di Jerman'," kenang dia.

Pada 1998 hingga beberapa tahun kemudian, Sandhy hanya sesekali pulang ke Indonesia. Mengingat faktor keuangan yang pas-pasan, dia tidak bisa selalu membeli tiket setiap kali mendapatkan pemasukan setelah bekerja.

Walaupun tinggal di luar negeri, ujar dia, bukan berarti para diaspora Indonesia dapat menjalani hidup secara mudah pada masa tersebut.

"Kita semua, tuh, di sana sebenarnya hidupnya pas-pasan, lho. Orang-orang (Indonesia) di Jerman, orang Indonesia yang mungkin kayak sekarang 'Wah enak, ya, hidup di Belanda atau segala macam', (coba) tanya sama mereka, pas-pasan juga kali," kata dia.

Sandhy pun akhirnya merilis album perdana Why Don't We pada 2008 di Jerman. Sekitar akhir 2008, dia baru menghabiskan waktu lebih banyak di Indonesia meski hingga saat ini masih kerap bolak-balik ke luar negeri.

Sandhy menjadi bintang tamu di acara peluncuran pameran foto jurnalistik ANTARA Mei 98 di Pos Bloc, Jakarta. Pada kesempatan tersebut, dia juga ikut menyimak foto-foto karya pewarta foto ANTARA yang merekam momen bersejarah Mei 1998. (Ant/Z-1)

Baca Juga

Instagram @thenunmovie

Box Office AS Raih Titik Terendah pada Tahun Ini

👤Basuki Eka Purnama 🕔Senin 25 September 2023, 05:30 WIB
Lima film teratas Box Office pekan ini secara total meraih US$31 juta, kurang dari apa yang diraih film Barbie di pekan...
Antara

Debut Album PPP Kunto Aji di Panggung Pestapora 2023

👤Fathurrozak 🕔Minggu 24 September 2023, 23:00 WIB
SOLOIS Kunto Aji membawa daftar putar baru di konser Pestapora...
Istimewa

Bangsatnya Cinta Pertama Mewarnai Bioskop Mulai 5 Oktober 2023

👤Andhika Prasetyo 🕔Minggu 24 September 2023, 22:19 WIB
Bangsatnya Cinta Pertama, film yang dibintangi Adinda Thomas dan Elang El Gibran, akan tayang di seluruh jaringan bioskop di Indonesia...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

  • Presiden PKS Buka-Bukaan Soal Pasangan Amin

    Berikut petikan wawancara khusus wartawan Media Indonesia Ahmad Punto, Henri Salomo, Akhmad Mustain, dan Rifaldi Putra Irianto di kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya