Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Pianis Nathasia Djong, 7, baru-baru ini merilis karya Indonesia Inspirasiku yang berisi medley tiga lagu Indonesia yakni Di Timur Matahari, Satu Nusa Satu Bangsa, dan Tanah Airku. Lagu ini merupakan kolaborasi Nathasia bersama dengan Aksi Cinta Indonesia (ACI) sebuah gerakan yang bertujuan mengajak anak-anak menemukan kembali identitas mereka sebagai orang Indonesia melalui seni inovatif.
Nathasia ingin anak-anak Indonesia maju dan rajin meraih cita-cita dengan mencontohkan bermain musik alih-alih menggunakan banyak waktu untuk bermain ponsel dan bermain gim.
Berbincang dengan Nathasia pada Sabtu (11/3), dia bercerita dengan gayanya yang ceria. Dia memulai kisahnya pada saat berusia dua tahun, di mana tahun itu adalah tahun pijakannya menunjukkan minatnya pada piano. "Aku pertama kali lihat kakak-kakak latihan piano dan bagus sekali, jadi aku seneng, ingin bisa juga. Saat itu aku baru main asal-asalan, belum bisa membaca, tetapi mami kemudian punya cara, " katanya.
Diceritakan sang Ibu, Lidiana Bunyamin yang merupakan pengajar piano, saat itu, bahkan kaki Nathasia belum bisa sampai ke pedal. "Tetapi kemudian saya gendong, tetapi saat saya lihat jarinya cukup kuat, kemudian saya menggunakan alat tambahan supaya bisa sampai ke pedal, masalah belum bisa membaca not balok, kemudian solusinya adalah dengan memberi warna pada setiap not balok untuk membantu mengenali not," kata Lidiana.
Pada usia lima tahun, Nathasia pertama kali mengambil ujian piano di The Associated Board of the Royal Schools of Music, London. Tahun ini Nathasia menjadi peserta ujian termuda yang dicatat Indonesia dengan Level Grade 5. Grade ini setara dengan kemampuan pengajar piano tahap awal.
Lidiana sangat meyakini, anaknya memiliki bakat. "Tetapi bakat itu hanya 20 persen bisa membuat orang menjadi mahir, 80 persen selebihnya adalah hasil latihan. Bakat dan latihan inilah yang harus didukung orangtua," ucapnya.
Sering ikut lomba
Nathasia, anak semata wayang sekaligus pelajar kelas dua Tzu Chi School Pantai Indah Kapuk, Jakarta itu mulai perjalanannya dari berbagai lomba. Secara bertahap dia mengikuti lomba di Jakarta, Surabaya, kemudian Singapura, Hongkong, dan kemudian Amerika.
Ratusan prestasi telah diraihnya baik dalam pada kompetisi dalam dan luar negeri, termasuk pada akhir 2022 Nathasia mengikuti acara World Championships of Performing Art di California, Amerika serikat dan Nathasia merupakan menjadi peraih tiga medali emas pertama, tiga medali perak, serta overall winner untuk Indonesia. Peristiwa ini menjadikan dirinya sebagai orang pertama yang membentangkan merah putih di panggung international di Amerika Serikat dengan Perolehan 3 mendali emas dan 3 medali perak serta 2 overall winner.
Hari-hari Nathasia rupanya juga seperti anak-anak seusianya kecuali dalam hal screen time. Nathasia tidak punya minat di situ bahkan hanya untuk menonton televisi dan menyaksikan film. "Aku biasanya setelah sekolah tidur siang, bermain dengan boneka, dan berlatih," katanya.
Berlatih baginya adalah sebuah kesenangan. Dia bebas mengunakan waktunya untuk latihan kapan saja. Tidak hanya piano, Nathasia bahkan berlatih vokal, biola, drum, dan balet yang semuanya bermuara dengan prestasi.(B-4)
Setiap karya milik Yovie Widianto yang dinyanyikan kembali oleh kesepuluh musisi ini diproduksi ulang dengan sentuhan aransemen modern dari tim produser S/EEK.
MUSISI Gerry Gerardo membuktikan diri lebih dari sekadar jago bermusik, dia berhasil menunjukan bakat aktingnya dengan bermain pada musikal Lutung Kasarung
Sang Waktu merupakan refleksi personal tentang cinta yang kandas oleh derasnya waktu, janji yang tak tertepati, serta kerinduan yang terus membekas.
"Kalau mau tampil itu punya ciri sendiri jangan meniru, pokoknya dia tampil dengan dirinya dengan sesuatu yang baru,"
BNI Java Jazz Festival 2025 hari kedua menyuguhkan penampilan khusus atau Special Show dari Tunde Baiyewu, penyanyi dan penulis lagu asal Inggris keturunan Nigeria.
Beda dari biasanya, Endah n Rhesa tidak hanya tampil berdua, pada kesempatan itu mereka tampil bersama band pengiring (The Extended).
Melalui single Detik Menit, Sabarian ingin mengajak pendengarnya untuk menghargai setiap detik, menit, dan hari yang dihabiskan dengan orang tercinta.
Tonewaves memperkenalkan single terbaru berjudul Awal — lagu pembuka dari rangkaian proyek album mereka bersama Pro-M.
Dipengaruhi oleh musisi genre-bender seperti Travis Scott dan Kid Cudi, No Chill menempatkan Joony di garis depan gelombang baru hip-hop alternatif.
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi hadir dengan warna musik yang segar: ritme perkusi enerjik yang memicu suasana pesta berpadu dengan raungan gitar post-punk dan industrial.
Single terbaru Pikotaro, CHANCHANKO KANREKI60, yang ditulis untuk program NHK, Minna no Uta, yang ditayangkan Juni hingga Juli 2025, kini sedang streaming di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved