Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MODEL Indonesia Ayu Gani menceritakan perjalanannya di industri permodelan melalui serial The Where Next Club, yang dipersembahkan Glenfiddich.
Gani, yang memenangkan kompetisi Asia's Next Top Model (ASNTM) 2015, telah membangun reputasi untuk dirinya sendiri dan memperluas kariernya di luar model seperti menciptakan konten, menjadi pembicara pada acara motivasi, dan membimbing model yang bercita-cita tinggi.
"Saya selalu bertanya pada diri sendiri -- where next. Maksud saya, saya telah memenangkan ASNTM 2015 lalu. Itu mungkin puncak karier saya pada saat itu, dan sejak itu, saya bisa bekerja sebagai model di luar negeri seperti di London, mengelilingi Eropa, dan Amerika Serikat," ungkap Gani dalam keterangan resmi, dikutip Senin (16/1).
Baca juga: Buka Tahun dengan Fesyen Artsy
"Saya selalu bertanya pada diri sendiri, 'Apa lagi yang ingin saya lakukan?' Setelah itu, di mana selanjutnya? Kita bisa mendapatkan banyak informasi di sana, jadi saya percaya di situlah semuanya dimulai," imbuhnya.
Awal karier modelingnya, ungkap Gani, 'terjadi secara tidak sengaja.' Ibunya membujuknya untuk mendaftar ke kontes model yang disponsori oleh sebuah majalah terkemuka pada 2011.
Dia mengakui dia sangat tomboy, tidak pernah menggunakan kosmetik, tidak tahu bagaimana berpakaian dengan baik, dan bahkan tidak pernah mengenakan sepatu hak tinggi.
Setelah menjadi salah satu pemenang di kompetisi gadis sampul itu, karier Gani pun melejit. Ia mulai banyak menerima undangan untuk berpartisipasi dalam pemotretan dan acara mode, termasuk di Jakarta Fashion Week.
Ia lalu mendapatkan surel casting dari ASNTM pada 2012, dan bergabung di acara itu pada 2015. Setelah menjadi orang Indonesia pertama yang memenangkan ajang itu, Gani mengakui dirinya tidak tahu bahwa keputusannya yang spontan untuk berpartisipasi dalam kompetisi tersebut akan memiliki dampak yang begitu signifikan pada kehidupannya.
Meski terdengar sangat mulus, perjalanan Gani sebagai seorang model juga penuh dengan tantangan.
Rasa tidak aman dan persepsi bahwa dia tidak cocok dengan profesinya merupakan hambatan yang pernah dialami oleh dirinya. Bahkan, ia juga pernah ditolak dari agensi model dan peragaan busana.
Namun, Gani mengatasi kesulitan tersebut dengan tidak pernah menyerah. Ia mengatakan selalu konsisten untuk memperhatikan orang-orang yang mendukungnya dan mencoba berbagai hal baru.
"Jangan mudah puas, saya percaya itu adalah hal yang paling krusial. Saya tidak pernah merasa cepat puas dengan apa pun," kata Gani.
"Menurut saya, pola pikir dan pikiran untuk tidak pernah berhenti sangatlah penting," imbuhnya.
Saat ini, Gani membentuk agensi modelnya sembari bekerja sebagai konsultan pemodelan untuk model di Indonesia.
Selain itu, ia juga menciptakan sekolah model karena dia ingin memberikan aspirasi tentang bagaimana rasanya menjadi seorang model kepada mereka yang memiliki cita-cita tinggi dan ingin bekerja di industri ini.
Gani juga ingin membangun bisnis modelling-nya di New York, yang berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan pemodelan Indonesia dan AS.
"Kami berharap bahwa kelanjutan dari The Where Next Club di Indonesia terus menginspirasi dengan kisah-kisah luar biasa ini," kata Regional Brand Ambassador untuk Glenfiddich Southeast Asia Brett Bayly. (Ant/OL-1)
Perlu ditekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara mengejar passion dan pendidikan formal.
Hobi berfoto dapat mendorong anak menjadi lebih percaya diri untuk jalan bak model di panggaung.
Selain rutin melakukan scrub bibir, memakai lip oil, dan lip balm, ia juga lebih suka memakai lipstik yang memiliki kandungan skincare.
Adapun diet ini dilakukan dengan cara model merendam tisu atau kapas ke dalam jus untuk kemudian dikonsumsi.
Orang yang melakukan program perlu tau tipe tubuhnya terlebih dahulu, supaya cara dietnya tak salah
Dari dua merek yang berbeda kemudian bersatu, kolaborasi akan mampu mendorong terciptanya inovasi yang unik. Bahkan, dalam hal ini mampu memikat pecinta fesyen.
Melalui local craftmanship, pembuatan sepatu lokal tidak hanya manjadi bisnis, tapi juga merupakan bagian penting dari pemberdayaan lokal, warisan budaya, dan identitas.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Selain nyaman dikenakan, rok plisket juga mudah dipadu-padankan dengan berbagai atasan, seperti crop shirt, sweater, blus, blazer, dan lainnya
Koleksi ini memiliki motif geometris khas Maroko.
Tren fesyen celana putih dari Oprah Winfrey, Reese Witherspoon, dan Emma Stone bisa menginspirasi gaya anda.
Dalam Drip&Drop, pengunjung diajak untuk mendonasikan pakaian bekas pakai, dan donasi tersebut akan disalurkan untuk mendukung pendidikan anak kurang mampu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved