Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Rhoma Irama Jadikan Musik Alat Berdakwah

Nike Amelia Sari
08/11/2022 05:15
Rhoma Irama Jadikan Musik Alat Berdakwah
Rhoma Irama(ANTARA/Muhammad Adimaja)

PENYANYI dangdut legendaris Rhoma Irama, 75, mengungkapkan perjalanan spiritualnya membawanya dekat dengan Sang Maha Pencipta. Tidak hanya itu, oenyanyi yang dijuluki Raja Dangdut itu juga menjadikan bakatnya dalam bermusik sebagai alat untuk berdakwah.

"Dulu, saya beragama Islam secara tradisional, artinya ikut-ikutan. Menjadi Islam karena lingkungannya, keturunannya. Saat itu, saya ada di situasi kayak kebingungan. Dari situ, saya harus cari sebenarnya agama mana yang benar. Semua agama baik oke, tapi the right one is one. Gak mungkin semuanya benar tapi semuanya baik, oke," katanya, saat berbincang dalam kanal Youtube Daniel Mananta Network, Minggu (6/11).

"Untuk itulah, saya berkontemplasi di usia 17-18 tahun, terus saya baca tiga buku kitab suci, saya pelajari garis besarnya saja, konsep Ketuhanannya, konsep peribadatannya, dan konsep sosialnya. Akhirnya Alhamdulillah saya mendapatkan Islam right one menurut saya. Sejak saat itu, saya beragama secara rasional, tidak lagi tradisional," lanjut pria yang memulai karier pada akhir tahun 1960an sebagai bagian dari band pop Orkes Melayu Purnama.

Baca juga: Rhoma dan Elvy Rilis Lagu Baru, ini Judul dan Syairnya

Tidak hanya itu, harapannya untuk bisa berdakwah dalam bermusik sangat besar. Rhoma, yang pernah mendapatkan penghargaan Legenda Dangdut Paling Mantul di Anugerah Dangdut Indonesia 2019 itu, mengucap harapan tersebut dalam setiap doanya. 

"Dalam tiap salat, saya berdoa kepada Allah, "Ya Allah, kalau seandainya bakat seni ini hanya memperlebar jalanku ke neraka tolong cabut. Tapi kalau membawa ke keridhoaan-Mu, bimbing saya ya Allah. Itu doa saya"," tutur pemeran karakter Rhoma dalam film Sajadah Ka'bah keluaran 2011 itu.

"Ternyata Allah kabulkan itu. Ketika 13 Oktober 1973, saya deklarasikan Soneta The Voice of Muslim, kita berkumpul 8 orang waktu itu personelnya, mulai sekarang gak ada lagi drunk, gak ada lagi meninggalkan salat, yang setuju jabat tangan saya. Nah, dari situ munculah lagu-lagu dakwah. Dengan satu keyakinan bahwa the power of music and change," lanjut Rhoma, yang merintis band sendiri bernama Soneta Group tersebut.

Lebih lanjut, Rhoma menyampaikan alasannya memilih berdakwah dalam musik lantaran menurutnya musik dapat merubah karakter seseorang. 

"The power of music ini luar biasa. Musik ini bisa membuat antistres, menaikkan imunitas tubuh. Orang kalau happy itu imunnya naik. Kedua, ternyata bisa menyembuhkan orang sakit. Satu hari ketika saya lagi show, ada cewek berhijab bawa kado dan mengatakan, "Bang haji ini hadiah dari saya karena lagu Syahdu Anda telah menyembuhkan saya dari cancer"," papar produser ini.

Sebab itu, lanjutnya, kekuatan musik bukan hanya seputar menaikkan imunitas seseorang semata, melainkan juga merubah karakter manusia dan bahkan menjadi alat dakwah.

Terkait kesukaannya dengan musik. Penulis lagu ini mengaku sudah menyukai musik sejak duduk di bangku SD. 

"Ketika saya disuruh nyanyi depan kelas, saya gak nyanyi lagu anak-anak, tapi saya nyanyi lagu orang-orang dewasa. Jadi, saya suka menyanyi sejak di bangku SD kelas 1-2," tutur ayah dari penyanyi Ridho Rhoma itu.

Di samping menyukai musik sejak kecil, pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat ini mengatakan jika dirinya juga kerap mendengarkan pengajian sejak kecil. 

"Di sana sudah ada sense of religion, sudah suka kepada agama waktu itu. Saya nongkrong di tempat pengajian-pengajian orang dewasa," pungkas Rhoma. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya