Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AKTOR Ibnu Jamil mengaku merasa kesulitan sekaligus tertantang ketika belajar dan berlatih bahasa Sunda lawas untukmendalami perannya di film Before, Now & Then (Nana) garapan Kamila Andini.
"Saya orang Jakarta, Betawi asli. Disuruh (bicara) bahasa Sunda, ya, mesti PR harus ada proses di workshop-nya. Tapi itulah sebagai aktor, yang kalau kita serius dan jatuh cinta sama proyeknya, pasti totalitas menjalankannya," kata Ibnu saat dijumpai wartawan, dikutip Jumat (28/1).
Ibnu bercerita, sebelumnya, ia pernah terlibat dalam proyek film televisi (FTV) dengan dialog bahasa Sunda. Namun, perannya di film kali ini menuntut dirinya mempelajari kembali bahasa Sunda era 60-an yang memiliki perbedaan karakteristik dengan masa sekarang.
Baca juga: Tayang Perdana, Film Ben & Jody Tuai Tanggapan Positif
"Pas tiba-tiba dapat telepon, dapat undangan casting. Tapi filmnya bahasa Sunda. Oke, nggak apa-apa dicoba. Dicoba pas casting, oh, aman. Pas workshop-nya, ribet, karena ada ahli-ahli bahasa Sunda. 'Kang Ibnu itu mah bahasa Sundanya FTV'," cerita Ibnu.
Meski merasa kesulitan, ia merasa gembira bisa terlibat dalam proyek film Nana sebab sebelumnya sudah tertarik dengan karya-karya Kamila Andini.
Terlebih, film buatan Kamila, kata Ibnu, biasanya menawarkan sesuatu yang berbeda, termasuk karakternya di film Nana, yang tidak seperti karakter mainstream yang pernah ia mainkan sebelumnya.
"Ini film pertama saya bersama dengan mbak Kamila Andini yang sebelumnya saya sudah incar lama banget karena dari awal saya nonton film keduanya Sekala Niskala, saya sudah jatuh cinta dengan karya-karyanya," akunya.
Ia juga merasa senang ketika mendapat kabar bahwa film Nana masuk ke Festival Film Berlin.
Menurutnya, hal tersebut bisa dijadikan parameter bahwa film Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memiliki prestasi yang mampu berbicara di festival-festival luar. Kemajuan film Indonesia dalam sisi kualitas, kata Ibnu, sudah bisa bersaing dengan film-film dari mancanegara.
"Mudah-mudahan ini adalah ekosistem yang sudah mulai tumbuh sehat dan bisa lebih maju lagi. Itu bisa berdampak tidak hanya kami sebagai filmmaker, tapi juga buat penonton Indonesia bisa punya banyak alternatif dan tontonan yang berkualitas," pungkasnya. (Ant/OL-1)
Di tempat yang berbeda, beberapa teman Yura Yunita lainnya juga merayakan ulang tahunnya.
Miley Cyrus menjelaskan bahwa sejatinya para perempuan di usianya banyak yang mengenakan bikini dan sementara dirinya merasa nyaman mengenakan celana pendek.
Kemajuan teknologi juga dinilai Maudy Ayunda membuat sistem pendidikan jadi lebih mudah karena dapat digelar baik di dalam maupun luar kelas dengan berbagai jenis metode pembelajaran.
Citra Scholastika mengatakan ketertarikannya terhadap dunia tulis dimulai sejak menyadari bahwa kegiatan tersebut lebih menyenangkan dari sekadar membaca buku.
Jerome Kurnia mengungkapkan pesan yang selalu ia ingat, yang ia yakini berasal dari Paus atau ajaran Katolik.
UMKM perlu membuka peluang kerja sama promosi produk melalui jejaring nasional dengan memanfaatkan popularitas selebritas.
Film Nana (Before, Now & Then) itu mendapat 11 nominasi dalam FFI kali ini.
Riset budaya Sunda dan penciptaan warna antarkan Vida pada Piala Citra keduanya.
Malam Anugerah Piala Citra akan dihelat pada 22 November 2022 mendatang.
Nana melakukan debut pada November 2009 dengan Raina sebagai generasi ketiga After School, sebuah grup idola di bawah naungan Pledis Entertainment.
Nana juga mengunggah beberapa foto dirinya memperlihatkan tato dari bahu hingga pergelangan kakinya.
Sutradara Kamila Andini kembali membicarakan kebebasan perempuan dalam sosok Nana, penyintas kerusuhan dekade 1960-an yang berupaya mencari pintu keluar dari ketertekanannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved