Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
AKTOR Robbie Coltrane, pemeran Hagrid di film seri Harry Potter membela JK Rowling atas tuduhan ujaran fobia trans.
"Kurasa apa yang dia katakan sama sekali tidak menghina. Aku tidak tahu kenapa tapi ada sekumpulan generasi Twitter yang keluyuran menunggu untuk merasa tersinggung atau mereka tidak akan menang perang, kan?" kata Coltrane pada Radio Times dikutip dari Independent, Rabu (16/9).
Juni lalu, Rowling dihujat habis-habisan atas serangkaian cuitan dia soal menstruasi yang lantas dianggap sebagai sikap anti-trans.
Dia kemudian menulis esai panjang di unggahan blog pribadinya.
Baca juga: Kim Kardhasian Bekukan Akun Medsos Pribadinya
Esai tersebut dikritisi kelompok pembela LGBT+ karena disebut tidak akurat dan melanggengkan ide berbahaya soal orang-orang transgender.
Coltrane melanjutkan, "Ini aku ngomong ngelantur kayak orang tua yang suka marah-marah, tapi kalian akan berpikir, oh sudahlah, jadilah bijak, bangkit dan lanjutkan hidup."
Aktor film Cracker itu menolak berkomentar lebih jauh.
"Aku tidak mau terlibat dalam semua urusan itu karena semua surat kebencian dan sampah yang aku enggak butuh di masa hidupku sekarang ini," lanjutnya
Rowling berulang kali mengelak dia punya pandangan fobia trans.
Minggu ini, dia dituduh lagi fobia trans setelah merilis buku terbarunya Troubled Blood yang dia tulis dengan nama alias Robert Galbraith.
Buku itu mengisahkan petualangan detektif yang mengungkap pembunuhan berantai yang dilakukan seorang laki-laki yang suka berpakaian layaknya perempuan. (Ant/OL-1)
Salah satu wujud nyata komitmen Andrean Hendranata adalah karya bukunya berjudul Topeng yang Memikat: Memahami Bahaya NPD & Cara Melindungi Diri.
SALAH satu misi fundamental didirikannya negara ini ialah mencerdaskan kehidupan bangsa.
PARA kader muda Partai Golkar yang berasal dari latar belakang aktivisme organisasi Cipayung dan BEM meluncurkan buku reflektif.
Buku ini hadir sebagai respons atas fenomena pencucian uang yang tidak lagi mengenal batas geografis dan sering kali tak tersentuh oleh hukum nasional yang lemah atau lamban.
Buku yang ditulis Kelly Tandiono tersebut terinspirasi dari pengalaman pribadinya saat pertama kali menyelam pada 2011.
Buku, disebut Dedi, merupakan medium yang efektif untuk memperkenalkan kecintaan terhadap alam Indonesia kepada anak-anak, sekaligus menumbuhkan empati terhadap lingkungan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved