Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mengoptimalkan Pentas Virtual

Fathurrozak
12/9/2020 03:15
Mengoptimalkan Pentas Virtual
Salah satu pementasan Musik secara Virtual.(Dok. MI)

SETELAH membatalkan festival tahunannya pada tahun ini, We the Fest (WTF) mengumumkan festival virtual yang berlangsung pada 26-27 September, sekaligus menjadi acara daring perdana bagi Ismaya.

WTF merupakan salah satu festival musik akbar tahunan yang juga membatalkan festival luringnya tahun ini, selain Hammersonic dan Synchronize. Namun, kini penyelenggara WTF memindahkan festivalnya lewat virtual, bertajuk We the Fest Virtual Home Edition.

Konsep yang dibawa cukup menarik. Karena bukan saja soal menampilkan pertunjukan musik secara langsung dan pre-recorded, melainkan juga menyediakan pengalaman mengekspresikan fesyen dan menawarkan pengalaman kudapan layaknya kita datang ke festival.

“Ini perdana Ismaya bikin virtual event. Nantinya ada tiga stages, sama seperti di festival offline kami. Kami mencoba membawa semua elemen yang ada di offline. Kalau sebelumnya konten fesyen bentuknya ada di booth, sekarang pun tetap ada, jadi digital,” kata Senior Project Officer Ismaya Group Iqbal Maulana saat dihubungi melalui sambung an telepon.

Untuk konser ini, mereka berkolaborasi dengan merek fesyen untuk bikin aktivasi mengampanyekan kembalinya tren tiedye. Audiensi bisa mengeksplorasi dari rumah dengan pakaian bekas mereka. “Penonton juga bisa membeli makanan mentah untuk dimasak di rumah dari katalog yang kami sediakan,” kata Iqbal lagi.

Sebagai kick-start bagi Ismaya untuk acara virtual, WTF Virtual Home Edition ini pun tidak dipungut biaya. Revenue bukan menjadi tujuan utama Ismaya pada edisi ini, melainkan sebagai tawaran dalam menyuguhkan hiburan. Untuk itu, mereka pun banyak menggaet sponsor.

“Kami ingin mencoba melihat terlebih dahulu dari animo yang sudah pre-register di WTF Virtual Home Edition ini. Nantinya kan kami juga ada beberapa event musik, akan coba implementasikan untuk berbayar. Kalaupun nanti berbayar, juga tidak terlalu mahal. Misalnya, untuk edisi Djakarta Warehouse Project (DWP).”


Eksplorasi

Melihat perkembangan situasi terkini, Iqbal dan pihaknya pun menyebut dalam waktu-waktu mendatang akan mengoptimalkan konser virtual.

Artinya secara intensitas akan semakin sering dan secara proyeksi juga bakal beralih ke layar.

“Kami melihat kondisi yang terjadi sekarang, kalau dari kami belum berani menormalkan situasi yang tidak normal. Karena vaksin belum ketemu, habit orang belum berubah, kasus tinggi, negara juga sudah di-banned, dan orang tidak boleh masuk ke Indonesia. Belum ada gambaran jauh (WTF 2021). Yang pasti fokusnya ialah pada live virtual,” kata Iqbal.

Iqbal menilai animo konser virtual juga naikturun sejak Maret hingga September ini. Ia pun memberi tanggapan, skema yang perlu dilakukan misalnya, dengan membuat durasi yang tidak begitu panjang (di bawah durasi 60 menit). Selain itu, upaya yang juga perlu dioptimalkan ialah dengan memberikan tawaran konsep yang belum pernah ada. (Jek/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya