Transformasi Digital Kesehatan: Harapan Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan di Indonesia

DALAM dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi, mendekatkan tidak hanya lintas pulau, tetapi juga lintas benua. Terlebih setelah pandemi Covid-19 yang merenggut banyak nyawa, bukan hanya tenaga medis, tetapi juga masyarakat umum.

Covid-19 mempercepat adopsi teknologi, kemampuan adaptasi, dan budaya masyarakat terhadap teknologi digital. Transformasi digital menjadi kebutuhan untuk mendukung percepatan perubahan tata kelola dan sistem kesehatan yang lebih efektif dan efisien. Percepatan ini diperlukan untuk memperbaiki manajemen layanan, penyediaan layanan, dan aksesibilitas kesehatan.

Hal ini sangat relevan dengan permasalahan kesehatan di Indonesia, yaitu belum meratanya akses dan layanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas kesehatan primer di Indonesia berada pada indeks 1,4 per 100.000 penduduk, masih jauh dari standar WHO yaitu 2 per 100.000 penduduk.

Baca juga : Bithealth Tawarkan Transformasi Digital untuk Pelayanan Kesehatan

Sejalan dengan hal tersebut, Kemenkes RI telah mencanangkan visi untuk melakukan digitalisasi kesehatan sejak awal kehidupan manusia di dalam kandungan hingga pelayanan kesehatan terpadu untuk para lansia.

Hal ini dirumuskan dalam Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 dengan semangat mewujudkan Indonesia Sehat melalui kolaborasi bersama pelaku industri kesehatan dalam platform Indonesia Health Services (IHS).

IHS memberikan peluang keterhubungan data kesehatan dari semua sektor, baik pemerintah maupun swasta, untuk menjadi big data analytic yang terintegrasi dalam aplikasi kesehatan di Indonesia. Inovasi dalam transformasi digital yang saat ini dikenal antara lain adalah telemedicine, aplikasi kesehatan berbasis seluler yang dapat diakses melalui smartphone.

Baca juga : RSD Health Indonesia Lakukan Transformasi Digital Radiologi

Telemedicine di Indonesia berkembang pesat pada masa pandemi Covid-19 hingga saat ini, di mana pasien dapat mengakses pelayanan kesehatan dari rumah tanpa harus datang ke fasilitas kesehatan untuk berkonsultasi dengan dokter dan memesan obat dalam satu layanan.

Hal ini sangat efektif dan efisien karena dapat menghemat waktu dan biaya. Selain itu, transformasi digital dalam pelayanan kesehatan juga sudah banyak diterapkan oleh rumah sakit, puskesmas, dan klinik kesehatan dalam bentuk rekam medis elektronik. Rekam medis elektronik memangkas waktu tunggu pasien mulai dari pendaftaran hingga bertemu dokter untuk berkonsultasi.

Dengan adanya rekam medis elektronik ini, dokter yang merawat dapat memantau kondisi pasiennya di mana pun berada saat perawat mengonsultasikan perkembangan perawatan pasien untuk menentukan tindakan selanjutnya. Informasi kesehatan di era ini juga mudah diakses oleh masyarakat sehingga berita yang akurat akan semakin memperkuat literasi siapa pun yang membacanya.

Baca juga : Indonesia Miliki Laboratorium Pertama dengan Tiga Standar Internasional Utama

Ke depannya, penggunaan teknologi informasi kesehatan dan bioteknologi kesehatan diharapkan menjadi ekosistem baru yang terlindungi keamanan dan privasi penggunanya oleh regulasi dan standar yang jelas dari pemerintah.

Manfaat besar dari transformasi digital dalam kesehatan adalah peningkatan aksesibilitas. Indonesia dengan tantangan geografisnya, di mana distribusi fasilitas kesehatan belum merata, diharapkan teknologi digital menjadi solusi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas di seluruh pulau. Data kesehatan yang disajikan oleh tenaga kesehatan di pelosok diharapkan menjadi solusi komunikasi bottom-up ke pusat untuk pengambilan keputusan dalam pemenuhan infrastruktur maupun sumber daya kesehatan.

Transformasi digital juga dapat meningkatkan kompetensi tenaga medis melalui pelatihan online, akses informasi dan penemuan medis terbaru, serta kerja sama virtual. Alat kesehatan, ketersediaan vaksin, dan obat dapat dipantau serta dievaluasi berbasis data. Hal ini tentunya akan menunjang perbaikan kualitas layanan kepada masyarakat. Apalagi jika infrastruktur kesehatan juga saling terhubung dan mudah diakses dengan teknologi digital. Pemenuhan kebutuhan darah pasien, misalnya, koneksi digital antar rumah sakit dengan PMI sebagai pemasok darah akan sangat memudahkan penanganan pasien secara cepat dan menyelamatkan nyawa.

Baca juga : Profesional Cloud dan Data Center Hadir di Konvensi Indonesia Cloud & Data Center 2024

Dalam perspektif bisnis, efisiensi dan efektivitas operasional layanan akan dirasakan dengan penerapan teknologi digital ini. Mulai dari proses administrasi, pendaftaran pasien, hingga sistem klaim elektronik semuanya dapat dilakukan dengan mudah menggunakan aplikasi elektronik untuk mengurangi beban kerja karyawan dan meminimalisir kesalahan. Hal ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mengurangi biaya operasional.

Sistem informasi yang terintegrasi dan pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan strategis memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan profitabilitas bisnis di sektor kesehatan.

Meski menawarkan berbagai manfaat, teknologi digital juga menghadirkan tantangan tersendiri. Penerapan teknologi pada semua sistem tentunya membutuhkan biaya yang tinggi. Belum lagi tantangan literasi digital yang mungkin harus dihadapi oleh sumber daya manusia yang mengoperasikannya.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) telah melakukan studi dan menemukan fakta bahwa sekitar 40% tenaga medis di pedesaan belum sepenuhnya terlatih menggunakan teknologi digital dalam memberikan pelayanan kesehatan. Demikian pula masyarakat, tidak semua tahu cara menggunakan aplikasi kesehatan sesuai peruntukannya. Selain itu, penyimpanan informasi medis pengguna layanan menjadi isu sensitif yang harus diantisipasi dari segi keamanan dan privasi. Hal ini menjadi hambatan yang harus dicari solusinya.

Dengan kolaborasi semua pihak, baik pemerintah maupun swasta, diharapkan hambatan ini dapat diatasi untuk memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Indonesia. Dukungan pemerintah melalui regulasi yang tepat, serta pendidikan teknologi kepada semua pengguna terutama tenaga medis, menjadi alternatif solusi untuk perubahan yang berkelanjutan.

Transformasi digital dalam bidang kesehatan menjadi keniscayaan dalam menghadapi tantangan global. Pemanfaatan teknologi digital dalam pelayanan kesehatan membuka peluang bisnis baru untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas, dan efisiensi layanan. Perlu sinergi semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, dalam menerapkan transformasi digital ini hingga berhasil. Transformasi digital bukan hanya tentang adaptasi teknologi, tetapi juga merupakan aset masa depan untuk Indonesia Sehat dengan sistem yang efisien, tangguh, dan mandiri menuju kemudahan akses dan perbaikan layanan yang merata.