Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KENYAMANAN dan keamanan menjadi hal yang penting dalam perjalanan udara. Salah satu hal penting untuk dipertimbangkan saat hendak melakukan perjalanan udara ialah pakaian yang digunakan, seperti tidak menggunakan legging atau jeans ketat.
Pakaian yang tepat saat naik pesawat akan memberikan pengalaman penerbangan yang menyenangkan dan aman. Sejumlah orang memilih untuk mengenakan celana legging, ada pula yang mengenakan celana jeans.
Apakah legging dan jeans direkomendasikan saat naik pesawat? Berikut penjelasannya, dirangkum Media Indonesia dari situs Huffpost.
Seorang dokter spesialis pembuluh darah yang berbasis di AS, Dr. Hugh Pabarue mengatakan bahwa pakaian yang kita kenakan saat terbang bisa memengaruhi sirkulasi darah kita secara signifikan.
"Misalnya, pakaian ketat tidak disarankan. Mengenakan legging dan pakaian ketat lainnya seperti celana jeans yang terlalu ketat akan mengurangi kemampuan darah untuk mengalir masuk dan keluar dari kaki," katanya.
Membatasi aliran darah antara kaki dan jantung dapat menyebabkan pembengkakan, nyeri, varises, dan bahkan masalah medis yang lebih serius karena darah terkumpul di dalam vena. Selain itu, tekanan udara kabin juga dapat memengaruhi sirkulasi dan menyebabkan pembengkakan dan rasa tidak nyaman.
“Duduk dalam jangka waktu lama, terutama di pesawat, dapat menyebabkan penumpukan darah di kaki, sehingga meningkatkan risiko trombosis vena dalam ― kondisi medis serius yang terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di vena pada kaki,” kata Dr. Peter J. Pappas, seorang ahli bedah vaskular di Center for Vein Restoration, AS.
“Mengenakan pakaian yang terlalu ketat berpotensi menyebabkan kondisi seperti sindrom kompartemen atau meralgia paresthetica, yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan nyeri kaki yang parah," sambungnya.
Pabarue juga menekankan bahwa tidak semua legging sama tetapi secara umum disarankan untuk tidak mengenakan legging atau jeans ketat, terutama jika ketat di bagian pinggang, paha, dan pergelangan kaki.
Seorang ahli keselamatan penerbangan Christine Negroni mengungkapkan berbahaya menggunakan legging yang berbahan serat sintesis.
“Masalah dengan legging adalah sifat bahannya," katanya.
Memakai pakaian ketat yang biasanya terbuat dari serat sintetis, terbuat dari produk minyak bumi tidak disarankan dikenakan saat naik pesawat terbang. Salah satu kejadian buruk yang bisa terjadi di pesawat ialah kebakaran.
Saat terjadi kebakaran, mengenakan pakaian berbahan serat sintetis yang terlalu ketat pada kulit bukanlah hal yang ideal. “Akan menjadi sangat panas, bisa meleleh di kulit Anda atau menyebabkan luka bakar serius,” kata Negroni.
Demi keamanan dan kenyamanan, Negroni menyarankan untuk mengenakan pakaian yang terbuat dari katun atau serat alami lain yang risiko terbakarnya lebih kecil. Selain itu, sebaiknya menghindari pakaian yang membatasi gerak sehingga tidak membatasi gerak untuk keluar pesawat dengan cepat jika terjadi pendaratan darurat. (H-3)
Anna Wintour mundur dari American Vogue setelah 37 tahun. Ia tetap pegang posisi global di Condé Nast. Pergantian besar tengah terjadi di tubuh perusahaan.
Busana dengan gaya khas Italia 1951 tampil di koleksi dari merek fesyen asal Italia Max Mara, berkolaborasi dengan merek dasi asal Italia E. Marinella.
DESAINER dan pelestari warisan budaya Indonesia, Era Soekamto telah menerima penghargaan dari UNESCO atas komitmennya yang berkelanjutan dalam melestarikan budaya
Temukan perjalanan inspiratif THENBLANK, brand fashion lokal yang lahir dari ruang tamu kecil hingga sukses menembus pasar digital bersama Shopee.
Lebih dari sekadar pertunjukan mode, TGC dikenal sebagai acara hiburan terbesar yang memadukan fesyen, musik, budaya pop, dan selebritis dari berbagai bidang dalam satu panggung yang sama.
Selain atmosfernya yang menarik, Social Garden juga terkenal dengan koktail yang disajikan dengan keahlian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved