Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KETUA Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie mengapresiasi upaya serius Presiden Prabowo Subianto dan jajarannya untuk mengantisipasi situasi geopolitik dan geoekonomi yang tidak menentu.
Salah satunya dengan tercapainya kesepakatan perdagangan bebas dengan Uni Eropa atau IEU CEPA, Minggu (13/7/2025), di Brussels, Belgia.
“Indonesia kali ini butuh kebersamaan dan saya melihat sendiri upaya pemerintah, Pak Presiden Prabowo sangat serius. Memang tantangannya besar, tapi peluangnya juga besar,” ujar Anindya, di Paris, Prancis, Minggu malam waktu setempat.
Menurut Anindya, dirinya cukup optimistis memandang prospek Indonesia, terutama bila dibandingkan dengan banyak negara lainnya. Kondisi Indonesia masih lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan mereka.
“Kalau kita bilang optimistis juga bukan karena istilahnya karena kita di sini ada pemerintah, tapi karena kita melihat lebih banyak peluangnya daripada tantangannya,” tandas Anindya.
Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Bidang Luar Negeri James T Riady mengakui di Indonesia para pengusaha banyak komplain. Meski begitu, harus disyukuri bahwa Indonesia mencetak salah satu pertumbuhan terbaik di dunia, disertai dengan inflasi yang cukup rendah.
James menyebut Asia merupakan pusat pertumbuhan dunia. Kontras dengan pertumbuhan empat negara ekonomi terbesar di Eropa, yakni Jerman, Inggris, Prancis, dan Italia, yang sangat melemah.
“Jadi marilah kita bandingkan situasi Asia dan Eropa dan kita kembali kerja lebih keras, invest lebih banyak di Indonesia supaya Indonesia lebih maju,” pungkas James. (H-3)
Pada 2024, total nilai perdagangan Indonesia–UE tercatat mencapai US$30,1 miliar atau setara €27,3 miliar.
Penyelesaian IEU-CEPA ditandai dengan penandatanganan dan pertukaran surat antara pemerintah Indonesia dan Komisi Eropa.
TERCAPAINYA kesepakatan kemitraan dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) akan membuka akses pasar hampir 2,5 kali pasar Indonesia.
Status keanggotaan Indonesia di BRICS dapat dimanfaatkan untuk memperkuat posisi tawar Indonesia dalam aksesi ke OECD dan penyelesaian IEU-CEPA.
Hambatan non-tarif IEU-CEPA seperti standar lingkungan, keamanan pangan, dan keberlanjutan rantai pasok tetap menjadi tantangan besar.
KETUA Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Sutrisno khawatir bahwa Indonesia berpotensi dikenakan tarif impor AS lebih tinggi karena masuk BRICS.
KETUA Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyoroti dampak konflik geopolitik terhadap dinamika ekonomi global, khususnya ketegangan antara Iran dan Israel.
KETUA Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menegaskan aktivitas pertambangan di Indonesia tidak boleh hanya dikuasai oleh kelompok tertentu.
KPPU merekomendasikan agar Kementerian Perdagangan dan KADI mengevaluasi kembali rencana kebijakan BMAD.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved