Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Indonesia Minati PLTN, ITPLN Bentuk Lembaga Nuklir Bertaraf Global

Putri Anisa Yuliani
20/6/2025 15:05
Indonesia Minati PLTN, ITPLN Bentuk Lembaga Nuklir Bertaraf Global
Ilustrasi(Dok ITPLN)

INDONESIA semakin serius melangkah ke era energi nuklir. Institut Teknologi PLN (ITPLN) resmi membentuk lembaga riset bertaraf global bernama Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Development (GINEST). Kehadiran lembaga ini ditujukan untuk mendukung percepatan transisi energi bersih dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Tanah Air.

Rektor ITPLN, Prof Iwa Garniwa, mengatakan GINEST akan menjadi pusat keilmuan sekaligus jejaring kolaborasi global dalam penguasaan teknologi nuklir. Menurut dia, lembaga ini lahir untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah energi bersih dunia yang kini bergerak cepat menuju target net zero emission.

“GINEST akan menjadi pusat keilmuan dan kolaborasi global dalam penguasaan teknologi nuklir, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah energi bersih dunia,” ujar Iwa dalam keterangannya, Jumat (20/6).

Pemerintah sebelumnya telah memasukkan pengembangan PLTN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Untuk pertama kalinya, energi nuklir dimasukkan dalam peta jalan nasional, dengan target penambahan kapasitas 500 megawatt (MW) dalam periode tersebut.

Dalam jangka panjang, kapasitas itu ditargetkan meningkat hingga 4.000–4.300 MW, termasuk melalui penerapan teknologi small modular reactor (SMR) dan reaktor terapung. PLTN diproyeksikan menjadi salah satu tulang punggung ketahanan energi Indonesia pascaketerbatasan energi fosil.

Iwa menuturkan, GINEST akan fokus pada tujuh program utama. Di antaranya, memberikan masukan kebijakan teknologi nuklir kepada pemerintah, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), serta memperkuat kerja sama global di sektor energi nuklir. “Kita harus masuk sebagai pemain utama energi masa depan,” katanya.

Selain itu, GINEST juga akan mengembangkan riset bahan bakar nuklir, pengelolaan limbah radioaktif, dan membangun aliansi keilmuan antarperguruan tinggi. Lembaga ini diharapkan menjadi motor integrasi ekosistem riset energi nuklir nasional.

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, dalam kesempatan yang sama menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi nuklir, tak hanya untuk sektor pertahanan, tetapi juga energi, kesehatan, dan pertanian.

Menurut Suroso, pengembangan PLTN memerlukan komitmen nasional yang kuat karena siklus proyeknya panjang, bisa mencapai 100 tahun, sejak perencanaan, konstruksi, hingga operasi. “Kalau target operasional 2034, prakontrak harus mulai tahun depan,” ucapnya.

Saat ini, teknologi PLTN skala besar di dunia banyak menggunakan sistem pressurized water reactor (PWR). Bahan bakar berupa pelet uranium seukuran 1 sentimeter mampu menghasilkan energi setara 1 ton batu bara. Pengisian ulang bahan bakarnya hanya perlu dilakukan setiap 1,5 hingga 2 tahun.

Dari sisi emisi, PLTN disebut memiliki jejak karbon jauh lebih rendah dibanding pembangkit fosil. Suroso menyebutkan, emisi PLTN hanya sekitar 0–12 gram CO2 per kilowatt-hour (kWh), jauh di bawah PLTU supercritical yang mencapai 870 gram CO2 per kWh.

Ketua GINEST ITPLN, Agus Puji Prasetyono, menilai pengembangan PLTN menjadi solusi strategis dalam transisi energi. Selain tanpa memerlukan subsidi, PLTN penting untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional dan mendukung target net zero emission pada 2060.

Agus menyatakan, Indonesia menargetkan pembangunan sekitar 200 unit PLTN hingga 2050. Untuk itu, kapasitas SDM di bidang nuklir harus diperkuat. 

“Berarti, kita harus betul-betul siapkan sumber daya manusia juga teknologinya. Kan kita tidak mungkin akan tergantung semuanya PLTN itu dari luar. Selain itu, teknologi inovasi dan juga SDM terampil tersertifikasi itu juga nanti akan kita bangun mulai dari ITPLN,” tegasnya.

GINEST, lanjut Agus, akan fokus pada pelatihan SDM, pengembangan teknologi inovasi, dan penyusunan rekomendasi kebijakan energi nasional. Ia meyakini, energi nuklir dapat menjadi pilar utama transisi energi bersih yang mandiri dan berkelanjutan di Indonesia. (E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya