Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
HIMPUNAN Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) X pada Juni 2025 ini di Jakarta. Munas akan dihadiri perwakilan petani dari seluruh Indonesia, pemerintah, dan berbagai pemangku kepentingan sektor pertanian.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI, Fadli Zon, menyatakan bahwa Munas HKTI merupakan momentum strategis bagi petani Indonesia untuk konsolidasi organisasi dan memperkuat Swasembada Pangan.
"Insya Allah Munas X HKTI akan dibuka secara langsung oleh Presiden RI, Pak Prabowo Subianto. Melalui Munas ini, HKTI berkomitmen mendukung program pemerintah mencapai Swasembada Pangan yang berkelanjutan," kata Fadli Zon dalam keterangan yang diterima, Minggu (15/6).
Menurut Fadli Zon, HKTI merupakan organisasi petani yang sudah berusia 52 tahun dan mempunyai pengalaman yang panjang mewadahi jutaan petani Indonesia.
"HKTI juga menjadi bagian saat Indonesia pertama kali berhasil Swasembada Pangan pada tahun 1984. Karena itu kita optimis Swasembada Pangan dibawah Pemerintahan Presiden Prabowo semakin kuat kedepan", tambahnya.
Munas X HKTI akan dimeriahkan dengan kegiatan antara lain Ramah Tamah, Kongres Tani, Tani Fest, dan Business Matching.
Manimbang Kahariady, Sekretaris Jenderal DPN HKTI, menyampaikan bahwa selama ini HKTI berperan penting dalam menjembatani aspirasi petani dengan kebijakan pemerintah.
"Ramah Tamah dan Kongres Tani merupakan forum insan pertanian bersama Presiden RI dan para Menteri dibidang pertanian, pangan, dan perdesaan. Sehingga kedua pertemuan tersebut membuka ruang dialog yang konstruktif antara petani dan pemerintah", tutur Manimbang.
Munas X HKTI akan didorong untuk menghasilkan rekomendasi konkret yang bisa mendukung pencapaian target produksi pangan nasional dan strategi implementatif Swasembada Pangan yang berkesinambungan.
Senada dengan itu, Mulyono Machmur, Wakil Ketua Umum DPN HKTI, mengatakan Swasembada Pangan bukan hanya tentang produksi, tetapi juga harus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
"Karena itu, dalam rangkaian Munas X HKTI akan digelar Tani Fest dan Business Matching. Petani dan Pemerintah saja tidak cukup, harus ada ruang bagi swasta, koperasi, dan pihak terkait lainnya, seperti jejaring pasar internasional. Sehingga semangat Swasembada Pangan menjadi gerakan bersama", pungkas Mulyono. (P-4)
Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kerusuhan Mei 1998, Nursyahbani Katjasungkana dan Komnas Perempuan menanggapi pernyataan Fadli Zon soal pemerkosaan massal.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Sebanyak 52 korban pemerkosaan, 14 pemerkosaan disertai penganiayaan, 10 penganiayaan seksual, dan 9 pelecehan seksual.
Bambang mengatakan penulisan sejarah berkaitan dengan subjektivitas. Namun, dia mempersilahkan Fadli untuk menggunakan caranya sendiri tetapi jangan merasa selalu benar.
Serian mengingatkan, Indonesia tidak ingin disebut sebagai yang gagal dalam membangun politik ingatan yang sehat.
KETUA Dewan Nasional SETARA Institute Hendardi menyebut Menteri Kebudayaan Fadli Zon tidak punya empati terhadap korban. Fadli mengatakan pemerkosaan massal Mei 1998 tidak ada bukti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved