Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TEKNOLOGI berkembang sangat pesat dan menjadi jawaban atas kebutuhan solusi yang canggih dan menguntungkan perusahaan. Belum lama perkembangan traditional AI dan generative AI, kini dunia AI (Artificial Intelligence) sudah melompat ke tahapan selanjutnya yang lebih canggih lagi, yakni Agentic AI. Apa itu Agentic AI?
Dalam seminar “Transforming Business with Agentic AI and Advance Analytics” yang diselenggarakan oleh PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT) di Pullman Jakarta Thamrin, Kamis (22/5), Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology Jip Ivan Sutanto menjelaskannya dengan gamblang.
Menurut Jip Ivan, Agentic AI adalah sebuah pendekatan inovatif berbasis AI yang tidak hanya responsif, tetapi juga proaktif, adaptif, kolaboratif, dan otonom. Proaktif karena dapat mengenali peluang atau risiko tanpa diminta. Adaptif sebab sistemnya mampu menyesuaikan strategi berdasarkan data dan konteks.
“Lalu, kolaboratif, teknologinya mudah dikolaborasikan dengan solusi lain, sehingga perusahaan dapat memanfaatkan potensi AI secara maksimal. Sementara disebut otonom karena Agentic AI bisa bekerja secara mandiri, termasuk merencanakan, mengambil keputusan, dan mengeksekusi tindakan, merujuk pada tujuan yang ditetapkan,” jelasnya.
Perbedaan GenAI dengan Agentic AI dapat dipahami secara mudah seperti ini: Jika GenAI bersifat reaktif, menunggu instruksi pengguna, sedangkan Agentic AI bersifat proaktif, mampu bertindak sesuai tujuan. Di dunia bisnis, Agentic AI menjadikan perusahaan berkinerja lebih cepat, lebih produktif, lebih efektif, dan lebih efisien.
Adapun solusi yang mendukung penerapan Agentic AI adalah IBM watsonx. Kevin Jonathan, Data Scientist Multipolar Technology, memaparkan, IBM watsonx merupakan fondasi utama dari solusi Agentic AI yang memungkinkan perusahaan membangun AI agents yang proaktif, adaptif, kolaboratif, dan otonom.
Agentic AI yang dihasilkan oleh IBM watsonx tersebut bukan hanya dapat menjawab pertanyaan, melainkan juga berperan sebagai agen pintar yang bisa membuat perencanaan, berinteraksi dengan data, melakukan tindakan, mengambil keputusan, bahkan mengeksekusi proses bisnis dalam pengawasan manusia. Teknologi tersebut seperti virtual assistant yang mampu menganalisis data, yang dampaknya dapat dirasakan oleh perusahaan maupun pelanggan, sebagai chatbot.
Dalam ekosistem IBM, IBM watsonx dapat dikolaborasikan dengan IBM watsonx Code Assistant dan IBM Planning Analytics. “IBM watsonx Code Assistant membantu pengembang Agentic AI membangun solusi lebih cepat dengan menulis atau merevisi kode secara otomatis sehingga memberikan banyak ruang bagi perusahaan untuk melakukan inovasi,” ungkap Kevin.
Sementara itu, IBM Planning Analytics memberi landasan bagi Agentic AI dengan berperan dalam perencanaan bisnis. Bersama IBM watsonx, solusi ini bisa dimanfaatkan untuk menciptakan agen yang, misalnya meramalkan tren keuangan, membuat rencana alokasi sumber daya, dan mengusulkan langkah-langkah bisnis.
Karena besarnya manfaat penggunaan Agentic AI bagi perusahaan, nilai pasarnya diyakini bakal melompat dalam waktu singkat. Platform riset pasar Market.us memperkirakan nilai pasar Agentic AI global bakal melesat dari US$5,2 miliar pada 2024 menjadi US$196,6 miliar pada 2034.
Karena itu, agar tak kalah dalam persaingan, Jip Ivan mengimbau perusahaan-perusahaan di berbagai sektor, terutama perbankan, keuangan, asuransi, telekomunikasi, otomotif, dan penerbangan, untuk segera memanfaatkan Agentic AI melalui Multipolar Technology.(H-2)
Saham Nvidia (NVDA) naik sebanyak 2.6% sebelum pasar pada hari Selasa (28/1) setelah sebelumnya mengalami kerugian sebesar $600 miliar akibat harga saham anjlok.
Solusi ini memastikan bahwa semua penggunaan dan pemrosesan data sensitif dan pribadi tetap terjaga kerahasiaannya, sehingga secara signifikan mengurangi risiko pembobolan data.
Survei menunjukkan 25 persen responden mengatakan bahwa CEO-lah yang memegang peran paling besar dalam keberhasilan integrasi AI generatif sekaligus pemberdayaan tim,
Diperlukan transformasi digital dalam layanan pelanggannya untuk memungkinkan komunikasi yang lebih cepat, efektif, dan efisien.
Firma konsultasi manajemen Kearney AS menyebut penggunaan AI berpotensi menyumbang hampir US$1 triliun produk domestik bruto (PDB) Asia Tenggara pada 2030.
Sahabat-AI juga menjadi wadah pembelajaran bagi talenta muda Indonesia.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, membentuk tim AI baru untuk menciptakan superintelligence. Proyek ambisius ini menjadi bagian dari persaingan ketat di dunia kecerdasan.
DERETAN perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) asal Korea Selatan memamerkan inovasi terbaru mereka dalam acara ASEAN-KOREA Digital Business Partnership 2025.
Kecerdasan buatan (AI) semakin menjadi bagian penting dalam kehidupan profesional, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Karyawan dibekali pemahaman dan keterampilan dasar dalam memanfaatkan AI secara praktis dan bertanggung jawab.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved