Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Siap-siap, AI Jadi Tantangan Bagi Lapangan Kerja

Insi Nantika Jelita
04/6/2025 16:15
Siap-siap, AI Jadi Tantangan Bagi Lapangan Kerja
General Manager & Technology Leader International Business Machines (IBM) ASEAN Catherine Lian(MI/Insi)

General Manager & Technology Leader International Business Machines (IBM) ASEAN Catherine Lian memperkirakan  penerapan kecerdasan buatan (AI) berpotensi menggantikan tugas-tugas yang repetitif.

''Namun justru karena hal tersebut, diperlukan kolaborasi lintas sektor—termasuk antara pemerintah dan swasta—untuk menyiapkan tenaga kerja agar dapat beradaptasi dan mengisi peran-peran baru yang bernilai tambah,'' kata Catherine dalam media briefing bertajuk Perusahaan Indonesia Siap Menerapkan AI untuk Mendorong Pertumbuhan Nasional di Jakarta, Rabu (4/6).

Catherine menuturkan setelah sukses di sektor teknologi informasi (TI), kecerdasan buatan kini semakin luas diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk inovasi produk, desain, dan pengembangan. Penerapannya kemudian meluas ke area layanan pelanggan, pemasaran, keuangan, operasional, penjualan, hingga sumber daya manusia (SDM). Menariknya, di banyak negara Asia Tenggara, departemen SDM justru menjadi pelopor dalam mengadopsi teknologi AI di lingkungan kerja.

Dalam satu dekade terakhir, dunia  menyaksikan perubahan teknologi yang begitu pesat. Jika sepuluh tahun lalu pembicaraan masih berpusat pada komputasi awan atau cloud, kini sorotan utama tertuju pada kecerdasan buatan. AI diprediksi akan memberikan kontribusi ekonomi besar. 

"Sepuluh tahun yang lalu, saya berbicara tentang cloud. Kini, kita membahas AI yang diprediksi berkontribusi hingga US$4,4 triliun bagi ekonomi global,” ujar Catherine.

Pihaknya mencatat sebanyak 23% organisasi telah menyatakan kesiapan mereka untuk mengembangkan AI dalam operasional bisnis. Bahkan, 85% telah merasakan dampak langsung AI terhadap efisiensi operasional dan peningkatan produktivitas. Selain itu, 71% di antaranya telah memiliki strategi AI yang jelas untuk jangka pendek.

Jika dibandingkan dengan negara lain, kesiapan AI di Indonesia sebenarnya sudah berada pada tingkat yang dikatakan cukup matang. 

"Namun, 24% perusahaan lainnya belum memiliki arahan atau perintah yang jelas terkait penerapan AI," imbuhnya. 

Dengan kemampuannya mengotomatisasi berbagai proses secara cerdas dan efisien, AI menghadirkan solusi teknologi yang cepat diterapkan dan sangat relevan untuk kebutuhan masa kini. Dari manufaktur hingga layanan pelanggan, dari analisis data hingga pengambilan keputusan strategis.

Catherine menekankan transformasi teknologi perlu terus dilakukan demi meningkatkan output bisnis. 

“Dalam konteks ini, adopsi AI harus dilihat dari sudut pandang bisnis, bukan semata-mata teknis. Fokusnya adalah pada hasil yang berdampak nyata bagi operasional perusahaan,” pungkasnya. (H-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya