Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Jusuf Kalla Singgung Krisis Lapangan Kerja yang Lahirkan Premanisme

 Lina Herlina
03/6/2025 14:08
Jusuf Kalla Singgung Krisis Lapangan Kerja yang Lahirkan Premanisme
Jusuf Kalla.(Dok. MI)

WISUDA Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Tahun 2024-2025, dihadiri Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, HM Jusuf Kalla (JK), di Baruga Andi Pangeran Pettarani, Selasa (3/6). JK yang menyampaikan orasi ilmiahnya menekankan pentingnya membuka lapangan kerja sebagai solusi utama untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia.

Menurutnya, para alumni perguruan tinggi kini dihadapkan pada dua tantangan besar, yaitu mencari pekerjaan atau menciptakan pekerjaan baru. "Saat ini, mencari pekerjaan sangat sulit," kata JK.

Sehingga harus ada alternatif untuk menghadirkan atau menciptakan pekerjaan. "Kita perlu membuka wirausaha, menjadi pengusaha kecil, serta mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan," ungkap JK.

Di kesempatan tersebut, JK juga mengkritisi kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang disebut sangat memprihatinkan. Hal ini terlihat dari antusiasme pencari kerja yang membludak saat pembukaan job fair di Bekasi. Belasan ribu orang berbondong-bondong mencari pekerjaan.

"Di job fair Bekasi, di mana jumlah pencari kerja yang hadir jauh melebihi perkiraan. Kita lihat di televisi, diperkirakan hanya 2.000 orang yang hadir, tetapi yang datang mencapai 25.000 orang. Ini menunjukkan betapa terbatasnya lapangan kerja," contohnya.

Bahkan ia menyoroti hubungan antara pengangguran dan maraknya premanisme. "Banyak yang menjadi preman karena tidak ada pekerjaan. Mereka ingin hidup, tetapi terpaksa memilih jalan yang salah. Sehingga pentingnya mencari solusi untuk menciptakan lapangan kerja, bukan hanya menghukum para pelanggar hukum," jelas JK

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini pun mengungkapkan, jika  banyak insinyur di Indonesia yang belum mendapatkan pekerjaan akibat situasi ekonomi dunia yang tidak menentu.

"Banyak perusahaan di Indonesia, tetapi tidak semuanya membuka lapangan pekerjaan. Contohnya, perusahaan saya hanya membuka lowongan untuk 20 insinyur, tetapi yang melamar mencapai 23 ribu," katanya.

Situasi ekonomi global yang tidak stabil, akibat konflik di Eropa, Palestina, dan perang dagang antara Amerika dan China, semakin memperburuk keadaan. "Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Kita harus siap menghadapi situasi yang tidak menguntungkan ini," jelas JK.

Dengan banyaknya konflik yang terjadi, JK memperingatkan bahwa perekonomian Indonesia akan terus terpengaruh, dan harga komoditas seperti batu bara, nikel, dan sawit akan menurun. "Akibatnya, kemampuan negara untuk membangun semakin kecil. Dulu anggaran untuk infrastruktur mencapai Rp150 triliun, kini tinggal Rp28 triliun. Kita akan menghadapi jalan-jalan yang rusak dan sistem pengairan yang tidak berjalan baik di masa depan," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya