Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dampak Perang Tarif, BI perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Menurun ke 2,9 Persen

Naufal Zuhdi
23/4/2025 15:45
Dampak Perang Tarif, BI perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Menurun ke 2,9 Persen
Ilustrasi(Antara)

BANK Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun tahun ini. Hal ini menyusul pengumuman kebijakan tarif resiprokal AS pada awal April 2025 yang diikuti oleh langkah retaliasi oleh Tiongkok dan kemungkinan dari sejumlah negara lain meningkatkan fragmentasi ekonomi global hingga menurunnya volume perdagangan dunia. 

"Akibatnya, pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 diprakirakan akan menurun dari 3,2% menjadi 2,9% dengan penurunan terbesar terjadi di AS dan Tiongkok sejalan dengan dampak perang tarif kedua negara tersebut," kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, saat Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (23/4).

Pertumbuhan ekonomi di negara maju dan negara berkembang lainnya, sambung Perry, juga diperkirakan akan melambat dipengaruhi dampak langsung dari penurunan ekspor ke AS dan dampak tidak langsung dari penurunan volume perdagangan dengan negara-negara lain. 

"Perang tarif dan dampak negatifnya terhadap penurunan pertumbuhan AS, Tiongkok, dan ekonomi dunia memicu peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global serta mendorong perilaku risk aversion pemilik modal," ungkapnya.

Di sisi lain, Yield US Treasury akan menurun dan indeks mata uang dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia (DXY) melemah, di tengah peningkatan ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR). Kemudian, aliran modal dunia bergeser dari AS ke negara dan aset yang dianggap aman (safe haven asset), terutama ke aset keuangan di Eropa dan Jepang serta komoditas emas. Sementara itu, aliran keluar modal global dari negara berkembang masih berlanjut sehingga memberikan tekanan terhadap pelemahan mata uangnya.

"Memburuknya kondisi global tersebut memerlukan penguatan respons dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal, mengendalikan stabilitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri," pungkas Perry. (E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya