Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DI tengah tantangan global, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyakini ekonomi Indonesia akan terus mencatatkan pertumbuhan positif dengan proyeksi mencapai 5%. Pertumbuhan ini didorong faktor fundamental yang kuat, yakni sektor konsumsi yang menjadi penopang utama produk domestik bruto (PDB) negara.
"Kami masih positif bahwa ekonomi akan tumbuh sekitar 5%. Kondisi ekonomi Indonesia masih cukup kuat dari segi fundamental. Pasar kita besar, sehingga (konsumsi) domestik juga kuat," ujarnya saat ditemui di kantor Apindo, Jakarta, Rabu (12/3).
Shinta mengingatkan untuk tidak menggeneralisasi badai pemutusan hubungan kerja (PHK). Meskipun terjadi PHK massal, hal ini katanya, lebih banyak terjadi di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), dan furnitur. Sementara itu, industri manufaktur masih menunjukkan ekspansi. Nilai Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia pada Februari 2025 menyentuh level 53,6 atau naik 1,7 poin dari capaian Januari di angka 51,9.
"Saya selalu mengatakan jangan mengggeneralisasi PHK. Sektor TPT, furnitur, yang paling terdampak karena serangan impor. Tapi, kita lihat ada kenaikan PMI yang sebenarnya pertanda bagus," jelasnya.
Ketua Umum Apindo itu kemudian menyoroti pentingnya penciptaan lapangan pekerjaan baru di tengah arus investasi yang masuk ke Indonesia. Salah satu investasi besar yang masuk, seperti dari perusahaan otomotif asal Tiongkok, BYD, dan perusahaan teknologi asal Korea Selatan, LG, diharapkan dapat mendorong terbukanya banyak peluang kerja.
"Memang investasi-investasi baru yang masuk, seperti dari BYD dan LG dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif," tegasnya.
Setiap tahun, ungkapnya, pemerintah harus menciptakan sekitar tiga juta lapangan pekerjaan baru. Angka ini bukan hanya untuk menyerap pekerja yang terkena PHK, tetapi juga untuk menampung jumlah angkatan kerja yang terus bertambah. Jika hal itu tidak terealisasi, Shinta mewanti-wanti adanya lonjakan pekerja informal.
"Kekhawatiran kami sekarang adanya perpindahan dari sektor formal ke informal dengan jumlah tinggi," tutupnya. (H-3)
Data ekonomi yang disampaikan pemerintah tidak boleh bertentangan dengan realita di lapangan.
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai target pertumbuhan ekonomi 5,4% dalamĀ Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% pada RAPBN 2026 akan sangat berat dicapai jika tak diiringi dorongan besar.
Terbukti memberikan resiliensi perekonomian nasional, stimulus akan dilanjutkan pemerintah di semester II 2025.
APINDO dorong penguatan UMKM melalui program AUM, DSC, dan kerja sama pentahelix untuk meningkatkan daya saing usaha lokal di tengah tantangan global.
OBSESI untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi 8% agar Indonesia keluar dari middle income trap (MIT) masih terasa berat.
capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat menjadi 5,12 persen. Itu dinilai ekonom didorong oleh investasi dan konsumsi rumah tangga
ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) menyambut baik pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 yang berhasil mencapai 5,12%. Hal itu lebih tinggi dari ekspektasi pasar.
Menurutnya, ada beberapa data yang janggal. Salah satunya soal pertumbuhan industri pengolahan.
MESKI bayang-bayang ketidakpastian global masih kuat, pemerintah tetap percaya diri menatap 2025.
Pengamat meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah resesi, mengingat perkembangan secara triwulanan (q to q) juga tercatat minus 0,98%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved