Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Bank Indonesia, melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2025, diprediksi bakal mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%. Head of Macroeconomics and Market Research Permata Bank Faisal Rachman mengatakan itu sangat logis di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.
“Kami melihat BI akan mempertahankan BI Rate di level 5,75% pada RDG Februari 2025 karena memang ketidakpastian global yang masih tinggi. Apalagi setelah banyak pejabat The Fed yang cenderung mendukung high-for-longer suku bunga kebijakan AS. Market juga melihat haya 25 bps pemotongan Fed Funds Rate tahun ini,” kata Faisal di Jakarta, Rabu (19/2).
Kendati demikian, Faisal menuturkan Permata Institute for Economic Research (PIER) juga melihat adanya ruang untuk BI memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bps) pada RDG bulan ini jika melihat data inflasi yang rendah dan berlanjutnya surplus perdagangan (trade surplus).
“Selain itu, imbal hasil (yield) Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga sudah terpantau menurun. Jadi, jika nanti BI melakukan pemotongan, kami tidak akan kaget,” tuturnya.
Faisal mengatakan, pihaknya juga cenderung menantikan pernyataan dari BI terkait stance kebijakan moneter ke depan. Apabila suku bunga acuan diputuskan untuk dipangkas, maka ada indikasi bahwa concern BI mengenai pertumbuhan ekonomi sudah lebih tinggi di mana BI melihat stabilitas masih terjaga. (Ant/E-3)
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar atau senilai Rp2.477 triliun.
Sejak awal tahun hingga 3 Juli 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp52,95 triliun dan Rp34,72 triliun.
Sistem pembayaran digital QRIS Tap ditargetkan mendukung percepatan digitalisasi pembayaran di Sulawesi Selatan
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
DIREKTUR Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyatakan penurunan suku bunga the Fed, merupakan kebijakan yang ditunggu oleh pelaku usaha global.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Kami perkirakan FFR akan turun dua kali yaitu sekitar bulan September sekali dan di bulan Desember
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved