Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
BANK Mandiri kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 dengan tema Nourishing Future Growth. Forum tersebut diselenggarakan untuk menelaah dan memahami strategi yang digunakan Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.
Forum tersebut diikuti oleh 23 ribu peserta, 700 di antaranya merupakan investor asing dari berbagai negara. "Secara lebih detail, investor asing berpartisipasi dalam Mandiri Investment Forum tahun ini memiliki total aset under management (AUM) sebesar US$18,65 triliun," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers MIF 2025, Jakarta, Selasa (11/2).
Total AUM tersebut meningkat sebesar 33% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar US$14 triliun. Cakupan investor yang sangat luas itu, imbuh Darmawan, merupakan hasil kerja sama dan koordinasi dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Kementerian Luar Negeri, serta kantor cabang luar negeri yang dimiliki Bank Mandiri.
Penyenggaraan MIF 2025 menekankan pada pembahasan terkait dengan isu global dan domestik, serta strategi dan kebijakan dalam mengantisipasi berbagai risiko ketidakpastian geopolitik dan perlambatan ekonomi global.
Topik yang dibahas pada hari ini difokuskan pada upaya dan kebijakan yang dapat diterapkan untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.
Pembahasan dalam diskusi panel juga tema-temanya terkait dengan strategi pertumbuhan terkini yang mencakup ketahanan pangan, ketahanan energi, serta prospek sektor perumahan ke depan.
"Melalui Mandiri Investment Forum, Bank Mandiri secara grup berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dalam mendukung upaya Indonesia untuk mendorong investasi dan memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah masih tingginya tantangan global," tutur Darmawan.
MIF 2025 juga diharapkan juga dapat membangun optimisme dan kepercayaan investor terhadap strategi pertumbuhan sinergi kebijakan pemerintah dan prospek perekonomian Indonesia ke depan.
Di kesempatan yang sama, Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri Eka Fitria mengungkapkan, MIF membuka ruang bagi pelaku bisnis, investor, dan pemerintah untuk saling berinteraksi dan melakukan eksplorasi berbagai peluang bisnis, serta menyelesaikan berbagai kendala atau hambatan yang ada pada saat pelaksanaan di lapangan.
"Pada MIF 2025 kali ini, kami mencoba untuk dapat melakukan hal yang sifatnya lebih mendalam lagi. Terdapat business matching session yang temanya lebih kepada energizing private sectors," terangnya.
Pada sesi business matching nanti, lanjut Eka, setidaknya lima sektor yang selaras dengan program prioritas pemerintah akan menjadi fokus utama. Lima sektor itu ialah mineral, tambang dan hilirisasi. Kedua, minyak dan gas. Ketiga manufaktur. Keempat, energi terbarukan. Kelima, konstruksi dan infrastruktur.
Sesi business matching itu bakal diikuti oleh 44 perusahaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. "Kami berharap kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya akselerasi investasi di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Eka.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menuturkan, penyelenggaraan MIF 2025 diyakini dapat menarik perhatian investor untuk berpartisipasi dan terlibat mendukung kemajuan ekonomi Indonesia.
"Kami berharap tentunya Mandiri Investment Forum ini terus menjadi salah satu forum untuk membuka peluang meningkatkan investasi domestik dan asing di Indonesia yang dapat terus membantu pertumbuhan pasar modal dan ekonomi nasional," pungkas dia. (Mir/E-2)
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
PENELITI dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menegaskan bahwa keberadaan premanisme dan ormas meresahkan sangat berpotensi mengganggu iklim investasi di Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Lamongan menyatakan kesiapannya dalam hal infrastruktur investasi. Iklim investasi yang baik akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang sustainable.
GRUP perusahaan Korsel yang tergabung dalam Federasi Industri Korea (FKI) menyampaikan rencana mereka menambah nilai investasi US$1,7 miliar atau setara dengan Rp30 triliun
Perbaikan iklim investasi di Indonesia guna menarik dan mempertahankan kehadiran investor. LG Energy Solution (LGES) mundur dari Proyek Titan pengembangan baterai kendaraan listrik
Pakar ekonomi syariah yang juga Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Adiwarman Karim berpesan kepada investor untuk tidak hanya ikut-ikutan dalam berinvestasi atau berbisnis.
BANK Indonesia (BI) mengungkapkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2025 defisit US$800 juta atau setara Rp13 triliun (kurs Rp16.327).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved