Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INSENTIF kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) dari Bank Indonesia untuk sektor hilirisasi mineral dan batu bara telah dialihkan sejak Januari 2025. Itu digantikan dengan pemberian insentif ke sektor industri pengolahan yang padat karya.
"Januari ini sudah tidak diberikan untuk hilirisasi minerba," ujar Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Nugroho Joko Prastowo dalam taklimat media di Kantor Perwakilan BI Banda Aceh, Aceh, Jumat (7/2).
Diketahui kebijakan insentif likuiditas makroprudensial diberikan melalui pengurangan giro bank di BI dalam rangka pemenuhan Girwo Wajib Mininum (GWM) yang wajib dipenuhi secara rata-rata.
Joko menjelaskan, pencabutan insentif sektor hilirisasi minerba itu dilakukan karena tanpa ada stimulus tersebut, pembiayaan untuk pengembangan sektor hilirisasi minerba terus berjalan di sektor perbankan, investasinya pun masih terus masuk ke dalam negeri.
"Namun, kalau hilirisasi lain, seperti pangan masih diberikan, karena kan untuk minerba pembiayaan dan pengembangan hilriasi masih terus jalan, kredit jalan, dan PMA (penanaman modal asing) jalan," kata Joko.
Adapun pengembangan sektor yang tercakup insentif KLM saat ini difokuskan untuk sektor-sektor prioritas seperti industri padat karya. Tujuannya, pembiayaan bank semakin masif mendukung penciptaan industri yang banyak serap tenaga kerja.
"Tentu untuk industri kita kan banyak padat karyanya, otomatis industri yang punya porsi pertumbuhan tinggi di situ akan semakin tinggi. Sektor jasa dunia usaha akan meningkat lagi karena ada insentif di situ, tetapi tidak serta merta yang dialihkan akan turun," tegasnya.
Instrumen KLM BI pada 2025 diarahkan untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan guna mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
Mulai 1 Januari 2025, insentif KLM disalurkan pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, yaitu sektor pertanian, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan dan pariwisata dan ekonomi kreatif, konstruksi, real estat, dan perumahan rakyat, serta UMKM, ultramikro, dan hijau.
Hingga minggu kedua Januari 2025, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp295 triliun atau meningkat sebesar Rp36 triliun dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2024. Insentif dimaksud telah disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp129,1 triliun, bank BUSN sebesar Rp130,6 triliun, BPD sebesar Rp29,9 triliun, dan KCBA sebesar Rp5 triliun. (Z-2)
SEMANGAT pemerintah untuk mendorong hilirisasi, khususnya pada komoditas batu bara, hingga saat ini masih belum ada titik terang.
PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) merealisasikan produksi batu bara sebesar 103,34% dari target tahunan.
Oli bekas, buangan padat dari pengolahan kelapa sawit, popok, kemasan oli bekas, serta berbagai jenis limbah lainnya kini menjadi bahan bakar.
Pemerintah kembali merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara pada periode 2029 hingga 2033.
MIND Id memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai tulang punggung hilirisasi mineral dan batu bara Indonesia masa depan.
Para peneliti dari Universitas Texas di Austin mengidentifikasi mineral langka atau unsur tanah jarang senilai US$8,4 miliar yang terkunci dalam endapan abu batu bara Amerika Serikat (AS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved