Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ketidakpastian Harga Gas Bumi Paksa Investor Batalkan Investasi Rp300 Triliun

Insi Nantika Jelita
06/2/2025 15:06
Ketidakpastian Harga Gas Bumi Paksa Investor Batalkan Investasi Rp300 Triliun
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Eko S.A. Cahyanto (kiri)(MI/Insi)

SEKRETARIS Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Eko S.A. Cahyanto, mengungkapkan bahwa ketidakpastian terkait Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) telah menyebabkan pembatalan investasi sebesar Rp300 triliun di sejumlah kawasan industri.

Eko menegaskan, stabilitas harga gas sangat krusial untuk menjaga kepercayaan investor agar terus menanamkan modal di Indonesia.

"Dalam rapat dengan Kemenko Perekonomian, terungkap ada Rp300 triliun investasi yang sudah masuk, bahkan sudah membeli lahan, namun akhirnya membatalkan pembangunan pabrik karena ketidakjelasan harga gas ini. Sayang sekali," ujarnya dalam dialog nasional bertajuk Optimalisasi Kawasan Industri: Upaya Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 8% di Era Pemerintahan Prabowo Melalui Industri Manufaktur di Kemenperin, Jakarta, Kamis (6/2).

Lebih lanjut, Kemenperin mendorong agar kebijakan HGBT tidak hanya dinikmati oleh tujuh sektor industri.

Saat ini, penerima HGBT terbatas pada industri keramik, pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, kaca, dan sarung tangan karet, dengan harga gas di kisaran US$6-6,5 per million british thermal unit (mmbtu).

"Kami mengusulkan agar tenant-tenant di kawasan industri juga bisa menikmati harga HGBT, bukan hanya tujuh sektor tersebut," tambah Eko.

Di kesempatan yang sama, Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI), Sanny Iskandar, menyoroti ketidakmerataan kuota gas bagi pelaku industri yang menikmati HGBT.

Menurutnya, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) atau PGN menetapkan kuota yang hanya mencapai 40%-45% dari kebutuhan industri.

"Setelah perjuangan panjang, HGBT memang diperpanjang, tapi kuota yang diberikan hanya 40%-45%. Itu pun tergantung PGN," jelas Sanny.

Ia juga menambahkan bahwa lokasi industri turut memengaruhi harga gas. Semakin dekat dengan sumber gas, harga yang diperoleh lebih murah. Sebaliknya, industri yang jauh dari sumber gas harus membayar lebih mahal, terutama jika penggunaan melebihi kuota yang ditetapkan.

"Berbeda dengan listrik yang tarifnya seragam di seluruh Indonesia, harga gas sangat bergantung pada jarak dari sumber. Jika penggunaan melebihi kuota 40%-45%, harga bisa melonjak hingga US$15-16 per mmbtu," pungkasnya. (Z-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya