Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Beli Gabah di Bawah HPP Berpotensi Rugikan Petani Rp24 T

 Lina Herlina
17/1/2025 15:42
Beli Gabah di Bawah HPP Berpotensi Rugikan Petani Rp24 T
Pekerja memikul gabah hasil panen di Kecamatan Medan Labuhan, Medan, Sumatera Utara, Kamis (12/9/2024).(ANTARA/YUDI MANSUR)

MENTERI Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman menyebutkan, bila harga serapan gabah di bawah HPP (Harga Pembelian Pemerintah), maka petani berpotensi merugi dengan nilai fantastis.

Saat ini, HPP Gabah Kering Panen (GKP) adalah Rp6.500 per kilogram. Berdasarkan data Pelayanan Informasi Dasar Ditjen Tanaman Pangan Kementan pada 1-16 Januari 2025, harga rata-rata nasional di tingkat petani masih di bawah itu.

Rata-rata HPP GKP di tingkat petani masih di kisaran Rp6.296 hingga Rp6.465 per kilogram. Angka tersebut masih di bawah. Kendati demikian pada 16 Januari 2025, HPP tertinggi di Nusa Tenggara Timur yaitu Rp7.800 per kilogram.

Dan masih banyak provinsi lain yang harga serapan gabahnya juga di atas HPP, bahkan ada yang sama, serta ada pula di bawah, seperti Sulsel menyerap GKP di harga Rp6.492 per kilogram. Bahkan masih ada yang menyerap dengan harga Rp5.500 per kilogram.

"Jika GKP dibeli dengan harga Rp5.500, itu artinya lebih rendah Rp1.000 dari HPP. Maka jika dihitung dari Januari hingga April 2025, maka potensi kerugian petani sampai Rp24,67 triliun," sebut Amran pada Rapat Koordinasi Bidang Pangan, yang digelar di Sulawesi Selatan, Jumat (17/1).

Dengan asumsi, produksi pada Januari ini sebanyak 2.290.000 ton, maka kerugian Rp2,290 triliun. Demikian seterusnya pada Februari produksi 3,61 juta ton, lalu Maret 9,030 juta ton hingga April 9,740 juta ton. Maka total potensi kerugian petani selama empat bulan senilai Rp24,6 triliun.

"Selain itu, dampak jika harga gabah di bawah HPP adalah bantuan subsidi pangan Rp144,6 triliun tidak memberikan peningkatan kesejahteraan petani, target NTP (Nilai Tukar Petani), serta kemiskinan meningkat," lanjut Amran.

Agar itu tidak terjadi, pihaknya pun merekomendasikan, agar serapan gabah tentunya sesuai dengan HPP. Kemudian hentikan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras, serta penghentian bansos beras. (H-2)
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya