Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
KETUA Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Ferry Sitompul mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto yang mendengar saran dan rekomendasi Pataka terkait kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dan anggaran revitalisasi irigasi 2025.
Sebelumnya, Pataka memberi saran dan rekomendasi soal kenaikan HPP GKP dari Rp6.000/kg jadi Rp6.500/kg, serta kenaikan anggaran revitalisasi irigasi tahun 2025 menjadi Rp12 triliun.
"Kami sangat mengapresiasi kebijakan dan langkah Presiden dan jajaran Kabinet Merah Putih dalam menindaklanjuti saran dan rekomendasi kami. Kebijakan itu menunjukkan willingness (keberpihakan) yang serius dalam mewujudkan swasembada pangan dan perlindungan terhadap pertanian dalam negeri," ujar Ferry, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/1).
Ia menambahkan rekomendasi Pataka tersebut diberikan berdasarkan hasil Survei Keragaan Produksi dan Harga Beras Nasional sehingga rekomendasi kebijakan tersebut merupakan hasil olah data secara ilmiah berdasarkan kondisi riil di lapangan atau science based policy.
Sebagai gambaran, Pataka mengusulkan kenaikan HPP GKP jadi Rp6.500/kg agar penyerapan GKP sebagai cadangan pangan pemerintah/cadangan beras pemerintah (CPP/CBP) dapat dilakukan sepanjang tahun. Data menunjukkan harga GKP di tingkat petani Agustus-Oktober 2024 selalu melebihi HPP sehingga penyerapan GKP oleh pemerintah kurang optimal.
"Namun, yang perlu disiapkan pemerintah ialah bagaimana mengantisipasi dampak kenaikan HPP ini. Pemerintah perlu memastikan harga beras di konsumen tetap terkendali dan terjangkau oleh masyarakat," terang Ferry.
Selain itu, katanya, pemerintah perlu mempertimbangkan untuk melakukan transformasi dan optimalisasi peran Bulog dalam penyerapan gabah dan beras dalam negeri.
Jika diperlukan, Perum Bulog bisa terjun ke kecamatan atau desa untuk membeli langsung gabah di petani atau bisa bermitra dengan kelompok tani dan koperasi petani.
"Upaya menuju swasembada beras terutama dalam hal ketersediaan dan stabilisisasi harga beras perlu didukung lembaga di bawah koordinasi Presiden langsung, sehingga meminimalisasi intervensi dan mempercepat koordinasi," jelasnya.
Menurut Ferry, langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan transformasi Perum Bulog untuk kembali pada fungsi semula sebagai penyangga pasokan dan stabilisasi harga pangan nasional.
Dasar hukum yang kuat, perluasan kewenangan, penguatan kelembagaan, dan penguatan anggaran jadi hal penting dalam mewujudkan transformasi Perum Bulog tersebut.
Selain itu, Pataka memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk melakukan penanganan dampak iklim/cuaca dengan melakukan program revitalisasi saluran irigasi serta memastikan saluran irigasi teknis berfungsi dengan baik, pompanisasi, teknologi konservasi air yang amat diperlukan, untuk memastikan ketersediaan air pada lahan pertanian terutama saat musim kemarau panjang.
Ini terkait hasil survei Pataka yang menunjukkan pada periode Desember 2024 terjadi penurunan produksi di wilayah amatan sekitar 14%-15% dan penurunan produktivitas sekitar 9%.
"Ini diakibatkan masih ada areal sawah pada wilayah amatan yang tidak terairi dan mengalami kekeringan karena rusaknya saluran irigasi atau tidak terdapat saluran irigasi yang memadai," tuturnya.
Sebagai penutup, Ferry menyampaikan Pataka bakal senantiasa memantau serta mengawal pembangunan pertanian menuju Swasembada Pangan 2027. "Masih banyak tugas pemerintah untuk mencapai Swasembada Pangan 2027. Pataka berpesan agar pemerintah melibatkan kelompok masyarakat dan memperbanyak program swadaya oleh kelompok masyarakat untuk mengurangi beban pemerintah tersebut," pungkas Ferry. (H-2)
Dengan konsumsi masyarakat Kabupaten Mukomuko, lanjut dia, yang hanya 20 ribu ton per tahun, maka terdapat surplus sekitar 20 ribu ton beras.
Panen di sejumlah wilayah Kabupaten Sukoharjo masih dijual bebas, meski harga GKP (gabah kering panen) di bawah harga HPP Pemerintah.
Total produksi beras dari Januari hingga April 2025 mencapai 13,95 juta ton. Sementara total konsumsi beras pada Januari - April 2025 mencapai 10,36 juta ton.
Di Banyumas terdapat dua gudang, Cilacap memiliki empat gudang, sementara Banjarnegara dan Purbalingga masing-masing memiliki satu gudang
"Masa panen raya diprediksi berlangsung pada akhir Februari hingga April 2025,"
Presiden Prabowo Subianto akan menerbitkan peraturan pemerintah soal harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen Rp6.500
Bulog Surakarta menyatakan sangat mencukupi, karena stok di gudang se-Solo Raya saat ini mencapai 82 ribu ton lebih.
STOK beras di gudang Bulog akhirnya menembus 4 juta ton yang berhasil tercapai pada 29 Mei 2025. Dari jumlah itu 2,4 juta ton di antaranya berasal dari serapan gabah/beras produksi domestik.
PERUM Bulog mencatat serapan gabah dan beras menembus lebih dari 2,1 juta ton per Mei 2025. Bulog memastikan kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap terjaga
petani merasa senang karena Bulog menerima GKP dengan harga baik, yakni Rp6.500 per kilogram.
PERUM Bulog telah menyerap 2.023.063 ton beras dari petani lokal. Serapan itu disebut merupakan angka tertinggi sepanjang Januari–Mei selama 58 tahun berdirinya Bulog.
Ia menjelaskan, gabah yang diserap diwujudkan untuk bantuan pangan pada masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved