Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Oktober 2024, Kredit Perbankan Tumbuh Double Digit

Insi Nantika Jelita
13/12/2024 23:19
Oktober 2024, Kredit Perbankan Tumbuh Double Digit
Pengrajin menyelesaikan pembuatan miniatur dari bahan bekas di Medan, Sumatera Utara, Jumat (18/10).(Antara)

KEPALA Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengungkapkan kinerja intermediasi perbankan masih tumbuh positif dengan kredit perbankan tumbuh double digit mencapai 10,92% year on year (yoy) pada Oktober 2024. Pertumbuhan kredit tersebut naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 10,85% yoy.

"Pertumbuhan kredit masih berlanjut dengan double digit 10,92% menjadi Rp7.656,90 triliun," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK November 2024, Jumat (13/12).

Di sisi lain, dana pihak ketiga atau DPK perbankan tumbuh sebesar 6,74% yoy menjadi Rp8.751,16 triliun. Angka ini melambat dibandingkan September 2024 yang berada di level 7,04% yoy. Adapun tabungan menjadi kontributor pertumbuhan terbesar DPK Oktober 2024.

Untuk rasio alat likuid (AL) terhadap non core deposit (NCD) juga mengalami penurunan secara tahunan, dari 117,29% pada Oktober 2023 menjadi 113,64% pada Oktober 2024. Rasio AL/DPK juga mengalami penyusunan dari 26,36% pada Oktober 2023 menjadi  25,58% di Oktober 2024. Kendati demikian, Dian menegaskan rasio likuiditas perbankan tersebut masih memadai di atas batas atau treshold 50% dan 10%.

"Sementara itu, kualitas kredit tetap juga terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) tumbuh sebesar 2,20% dan NPL net tumbuh sebesar 0,77%," imbuh Dian.

Dian menambahkan untuk pertumbuhan indikator risiko atas kredit yang disalurkan atau loan at risk (LAR) menunjukkan tren penurunan dari 10,11% pada September 2024 menjadi 9,94% pada bulan kesepuluh tahun ini. Rasio LAR tersebut, ungkapnya, juga mendekati level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93% pada Desember 2019.

"Secara umum tingkat profitabilitas bank meningkat ke 2,73%. Ini menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil," katanya.

Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan berdasarkan hasil pertemuan RDK OJK pada Jumat, (28/11), menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan gejolak perekonomian global.

Kinerja perekonomian nasional masih terjaga stabil dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2024 bercatat sebesar 4,95% yoy dan pertumbuhan kumulatif dari triwulan I sampai III 2024 sebesar 5,03%. Sehingga, pertumbuhan keseluruhan tahun 2024 diperkirakan dapat dipertahankan di atas 5%.

Mahendra menjelaskan neraca pembayaran Indonesia pada triwulan III 2024 bercatat surplus yang mengindikasikan ketahanan eksternal tetap terjaga. "Inflasi juga terpantau terjaga stabil seiring terus terkendalinya inflasi pangan," tuturnya.

Namun demikian, perkembangan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia dianggap perlu dicermati karena berada di zona kontraksi selama lima bulan berturut-turut. Mahendra mengatakan adanya pelemahan indikator pelemahan di sektor ritel, penjualan kendaraan bermotor, dan indeks kepercayaan konsumen.

OJK juga mencermati dinamika global saat ini.  Kemenangan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.

Selain itu, ketidakstabilan geopolitik di beberapa negara terutama di Eropa, Timur Tengah dan secara khusus di Ukraina juga dikhawatirkan  meningkatkan risiko geopolitik itu sendiri. Bank sentral global diperkirakan akan lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneternya. Mahendra menyebut investor akan cenderung menarik dananya dari pasar negara-negara berkembang (emerging market).

"Sehingga, mendorong pelemahan mayoritas pasar emerging market baik di saham, obligasi maupun nilai tukar," pungkasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya