Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) di tingkat petani dan penggilingan mengalami penurunan pada Oktober 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Demikian juga dengan harga beras yang menurun, baik di tingkat penggilingan, grosir, maupun eceran, dibandingkan bulan lalu.
Dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (1/11), Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar mengatakan, selama Oktober 2024, rata-rata harga GKP di tingkat petani adalah Rp6.422,00 per kg atau turun 0,85%, dan di tingkat penggilingan Rp6.571,00 per kg atau turun 0,92% dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.
Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp7.089,00 per kg atau turun 0,07% dan di tingkat penggilingan Rp7.212,00 per kg atau turun 0,11%.
Untuk rata-rata harga beras pada Oktober 2024 mengalami penurunan sebesar 0,34% secara bulanan, dan turun 3,08% secara tahunan.
BPS mencatat rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2024 adalah Rp12.724 per kg, sedangkan di tingkat grosir mencapai Rp13.563 per kg, dan di tingkat eceran Rp14.643 per kg.
"Harga beras yang kami sampaikan adalah rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan mencakup seluruh wilayah di Indonesia," kata Amalia.
Harga rata-rata beras pada berbagai kualitas beras juga turun. Rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan pada Oktober 2024 adalah Rp12.996,00 per kg, atau turun sebesar 0,11% dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp12.555,00 per kg atau turun sebesar 0,42%, beras kualitas submedium sebesar Rp12.365,00 atau turun sebesar 0,82%, dan rata-rata harga beras pecah di penggilingan sebesar Rp12.763,00 per kg atau naik sebesar 3,24%.
BPS melaporkan indeks harga beras grosir mencatat deflasi bulanan sebesar 0,35%, namun mengalami inflasi tahunan sebesar 1,86%. Indeks harga beras eceran menunjukkan deflasi bulanan 0,08%, tetapi mengalami inflasi secara tahunan mencapai 3,83%. (Ant/E-2)
BERDASARKAN pantauan di pasar tradisional, harga beras tercatat stabil.
Amran menerangkan bahwa operasi pasar ini akan berlangsung hingga Desember 2025 dengan total penyaluran 1,3 juta ton beras di seluruh Indonesia.
Stok yang banyak tidak otomatis membuat harga beras stabil. Untuk itu pemerintah tidak boleh hanya berbangga dengan jumlah cadangan pangan yang ada.
Pemerintah terus mendorong program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui Perum Bulog untuk mengatasi fluktuasi harga.
ANGGOTA Komisi IV DPR RI, Ananda Tohpati, meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera mengatasi kenaikan harga beras agar tidak menyusahkan masyarakat.
Dengan konsumsi masyarakat Kabupaten Mukomuko, lanjut dia, yang hanya 20 ribu ton per tahun, maka terdapat surplus sekitar 20 ribu ton beras.
Dengan luasan yang turun, maka diperkirakan pula produksi padi 2024 diperkirakan 353,27 ribu ton GKG (Gabah Kering Giling) turun dari tahun 2023 yang mencapai 534,11 ribu ton.
Harga beras terus mengalami penurunan di berbagai tingkatan, mulai dari penggilingan, grosir, hingga eceran, menjadikan beras sebagai kontributor utama deflasi pada Mei 2024.
Nilai tukar petani (NTP) April 2024 tercatat sebesar 116,79 atau anjlok 2,18% dibandingkan Maret 2024.
Kebijakan fleksibilitas harga gabah dan beras yang dikeluarkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) diapresiasi. Sebab, hal itu akan meringankan kegundahan para petani dari penurunan harga
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved