Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KELAS menengah di Indonesia menghadapi tantangan yang semakin berat di tengah guncangan ekonomi global. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah yang dulunya mencapai 57,33 juta orang atau 21,45% dari populasi pada 2019, kini menjadi 47,85 juta orang (17,13%) pada 2024.
"Angka ini juga menunjukkan bahwa ada sekitar 9,48 juta orang telah 'turun kelas' akibat tekanan ekonomi, seperti inflasi, sulitnya mendapatkan pekerjaan, dan meningkatnya biaya hidup," ucap Direktur Eksekutif Prakerja, Denni Puspa Purbasari, dalam keterangan resminya, Kamis (17/10).
Dengan semakin sulitnya mencari pekerjaan yang layak, Denni menyebut bahwa banyak dari mereka yang masih berada dalam golongan aspiring middle class. Artinya, mereka berada di ambang naik kelas, tetapi masih dihadapkan dengan berbagai tantangan yang menghambat laju mereka untuk naik ke kelas menengah.
Bagi kelas menengah, peningkatan keterampilan seringkali menjadi kunci untuk membuka peluang terhadap peningkatan penghasilan. Berdasarkan survei Presisi Indonesia, peserta Program Kartu Prakerja yang telah menyelesaikan pelatihan baik untuk skilling, reskilling, maupun upskilling mengalami peningkatan pendapatan sebesar Rp255.000 hingga Rp315.000 perbulan.
"Peningkatan ini setara dengan 17-21% dari penghasilan perbulan mereka sebelumnya," beber Denni.
Tidak hanya itu, peningkatan keterampilan juga dapat berdampak pada peningkatan status kebekerjaan maupun profesi. Data internal Prakerja menunjukkan sebanyak 26% peserta yang sebelumnya menganggur kini bekerja atau berwirausaha dalam dua bulan setelah menyelesaikan pelatihan. Selain itu, 2% dari peserta yang sebelumnya bekerja informal telah berhasil beralih menjadi pekerja formal.
Seperti kisah Tia Noviani T misalnya, seorang perempuan dari Kab Yakuhimo, Papua Pegunungan, yang mengikuti pelatihan Ms Office dari Prakerja. Skill Tia meningkat sehingga ia dapat mempertahankan posisinya di Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo dan kini bertanggung jawab untuk mendampingi perencanaan-perencanaan puskesmas.
Program Prakerja ternyata memberikan kontribusi positif tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga telah diakui secara internasional. Salah satunya adalah perolehan Honourable Mention untuk Inovasi Pendidikan pada Wenhui Award. Selain itu, Prakerja juga meraih penghargaan GovCyber Innovator of The Year di ajang IndoSec Awards 2024 untuk pencapaiannya di bidang teknologi dan keamanan siber.
Presisi Indonesia merilis hasil survei yang menunjukkan bahwa Program Kartu Prakerja telah berkontribusi pada inklusi keuangan di Indonesia. Sebanyak 80% responden membuka rekening bank atau e-wallet pertama mereka setelah terpilih sebagai penerima Prakerja.
Hal ini menunjukkan program ini membuka akses ke layanan keuangan formal bagi masyarakat, khususnya mereka yang berada di kalangan aspiring middle class. Dengan akses yang lebih mudah ke rekening dan e-wallet, Prakerja mendorong peningkatan literasi dan inklusivitas keuangan sekaligus menciptakan peluang perputaran ekonomi yang lebih luas.
Seorang alumni Prakerja, Helmi Suardi yang berasal dari Kab. Aceh Jaya, misalnya, sebelumnya merupakan fresh graduate dan belum memiliki pekerjaan. Pada masa pandemi, ia mengikuti program Prakerja serta menyapu bersih saldo pelatihan Prakerja yang dimilikinya, Helmi kemudian mengambil empat pelatihan. Keterampilan yang dimilikinya kemudian ia gunakan sebagai bekal untuk membuka usaha yang masih bertahan sampai sekarang.
"Prakerja bukan hanya meningkatkan keterampilan individu, namun juga berdampak pada pembangunan ekonomi lokal," beber Helmi.
Selain Helmi, banyak alumni dari berbagai daerah bahkan daerah pelosok, yang menyambut peluang untuk membuka usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkat pelatihan yang diterima.
Saat ini, menambah, memperkuat, serta mengembangkan keterampilan baru adalah sebuah keniscayaan untuk tetap relevan dengan tuntutan pasar kerja yang dinamis. Hal ini tidak hanya akan membantu masyarakat kelas menengah untuk mempertahankan daya saing, tetapi juga menyambut berbagai peluang untuk berkarir di bidang-bidang yang baru dan menarik. (J-3)
Apindo mendorong pemerintah fokus pada program jangka pendek, di antaranya mendorong stimulus konsumsi yang tepat sasaran, khususnya bagi kelas menengah.
Fenomena duck syndrome menggambarkan kondisi ketika seseorang tampak tenang di permukaan tetapi sebenarnya sedang berjuang keras di bawah tekanan yang berat.
EKONOM UGM, Wisnu Setiadi Nugroho, menyebutkan angka kemiskinan di Indonesia menunjukkan penurunan.
Penyebab terjadinya fenomena makan tabungan (mantab) adalah karena pertumbuhan pendapatan yang sangat tipis yang dibarengi kenaikan harga barang kebutuhan sehari-hari
Menurut dia, memang dampaknya temporer di waktu Ramadhan dan Lebaran saja. Pasca itu, biasanya daya beli akan kembali terkoreksi.
Selama sepuluh tahun ini GDP per kapita Indonesia hanya bergerak dari 4.000 USD ke 5.000 USD. Sehingga mengakibatkan pelemahan kelas menengah, yang dulu terbentuk di era tahun 2000-2010.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved