Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DEMI terwujudnya bioethanol sebagai bahan bakar nabati (BBN), pemerintah diharapkan tidak hanya fokus pada tebu. Menurut pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori, banyak bahan baku yang bisa diolah menjadi ethanol sebagai bauran dari bioethanol.
Selain itu, kata Khudori, pemanfaatan berbagai bahan baku juga bisa mengatasi irisan kepentingan antara BBN (fuel) dan industri pangan. "”Harus dikembangkan dari beragam bahan baku. Selain tebu, ethanol juga bisa dihasilkan dari stevia seperti di Brasil. Selain itu, bisa dari aren, sawit, dan sebagainya,” ujar Khudori kepada media hari ini.
Khudori sependapat pengembangan bioethanol sebagai BBN memang harus didorong. Terutama, untuk membangun kemandirian energi demi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, memperbaiki neraca perdagangan, serta mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Baca juga : Kebijakan Komprehensif Pemerintah Diyakini Mampu Dorong Bioethanol Sebagai BBN
Hanya, jelasnya, guna mendorong pengembangan bioethanol sebagai BBN, memang selayaknya dilakukan melalui berbagai sumber. Sebab, jika hanya fokus pada satu bahan baku, seperti tebu, akan terkendala pada pasokan yang sangat terbatas.
Bukan hanya itu. Tak kalah penting, saat ini penggunaan tetes tebu juga dimanfaatkan untuk pangan seperti penyedap masakan, alkohol, dan bahkan kosmetik.
”Kalau hanya mengandalkan tebu, akan ada kompetisi dengan industri lain. Karena semua tetes produksi swasta dan juga PTPN III, selama ini sudah digunakan untuk bahan baku industri pangan seperti bumbu masak, alkohol, dan kosmetik. Apakah mungkin industri-industri tersebut tidak lagi menggunakan tetes? Sepertinya tidak,” lanjut Khudori.
Baca juga : Eceng Gondok Bisa Jadi Sumber Energi Terbarukan
Begitu pula dengan target produksi ethanol 1,24 juta kiloliter pada 2030 seperti diamanahkan Perpres Nomor 40 Tahun 2023, sebenarnya diperkirakan masih menjadi ranah persaingan antara BBN dan industri lain.
Itu sebabnya, jelas Khudori, pemanfaatan berbagai bahan baku, diharapkan bisa jadi solusi dari kompetisi tersebut dan memperlancar program bioethanol sebagai BBN.
Selain mengatasi kompetisi dengan industri lain, penggunaan berbagai bahan baku perlu dilakukan karena pengembangan bioethanol memang tidak sederhana.
Baca juga : Rusia Berencana Membatasi Pasokan Gas Alam, Emas dan Nikel
"Untuk tebu misalnya, proses dari membuka lahan hingga ditanami tebu dan menghasilkan gula juga relatif tidak sebentar. Bisa 5 atau bahkan 8 tahun. Apalagi dengan perluasan 700 ribu hektare, pabrik gula yang dibutuhkan juga banyak sekali,” ujar Khudori.
Kondisi demikian yang menurut Khudori, membuat Indonesia belum pernah mencapai swasembada gula. Padahal, lanjutnya, ketersediaan tetes atau molase sebagai bahan baku bioetanol sangat tergantung dengan keberhasilan swasembada gula tersebut. ”Apalagi, jika harus mengejar target 1,2 juta kiloliter etanol pada 2030,” imbuhnya. (Ant/N-2)
Meningkatnya permintaan nikel sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik, membuat perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia
BANYAKNYA dampak yang diakibatkan pelarangan truk sumbu 3 saat Lebaran terhadap para importir. Salah satunya adalah mengganggu ketersediaan stok bahan baku di pabrik.
Daya saing industri manufaktur Indonesia masih perlu ditingkatkan agar dapat bertahan di tengah ekosistem persaingan global.
Perprindo bertemu dengan Menteri Perindustrian Faisol Riza dan Anggota DPR RI Komisi VI Darmadi Durianto untuk membahas Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Pemerintah perlu melihat apakah Indonesia memiliki kebutuhan bahan baku plastik dan kertas yang cukup dari dalam negeri untuk menghentikan impor sampah.
Dalam beberapa dekade terakhir, perhatian terhadap keberlanjutan lingkungan semakin meningkat, dan sektor farmasi tidak terkecuali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved