Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Pengembang Properti Waspadai Penurunan Kelas Menengah

Ihfa
09/9/2024 18:57
Pengembang Properti Waspadai Penurunan Kelas Menengah
Foto udara sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan(Antara)

PARA pengembang properti dinilai perlu menyiasati dampak dari turunnya jumlah kelas menengah di Indonesia. Pasalnya kelas menengah merupakan tulang punggung pasar properti.

Senior Vice President Marketing Rumah123 Bharat Buxani menyebut yang pertama harus dilakukan pengembang adalah menyiasati harga properti primer.

“Saya rasa teman-teman pengembang sudah sangat proaktif dengan promo-promo yang mereka buat. Contoh sebelumnya promo cicil DP hanya setahun. Sekarang cicil DP itu di 24 bulan,” katanya dalam acara konferensi pers Harpopnas Fest 2024 di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Senin (9/9).

Baca juga : Diadaptasi dari Buku Laris Home Sweet Loan, Visinema Umumkan Film Baru Berkisah Generasi Roti Lapis Wujudkan Rumah Impian

Ia optimistis dampak penurunan kelas menengah pada sektor properti tidak berlangsung lama.

“Meskipun akan terdampak karena kelas menengah adalah buying power paling banyak, tapi saya rasa ini cuma masalah waktu. Developer, penjual properti, itu sangat kreatif dalam memasarkan produk mereka,” ujar Bharat.

Ia juga melaporkan permintaan properti di Rumah123 tetap tumbuh secara year on year. Pada kuartal 1 2024, kata Bharat, permintaan properti lebih stagnan.

Baca juga : Berikan Kemudahan untuk Penuhi Kebutuhan Hunian Modern Kaum Milenial

“Awal tahun, bulan puasa, itu selalu memang lebih stagnan. Namun Q2 sampai Q3 malah kita sudah lihat pertumbuhan year on year sekitar 37% secara demand. Supply juga tumbuh, tapi angkanya harus saya cek lagi,” jelasnya.

Ia juga menyebut properti yang paling banyak dicari konsisten pada segmen Rp400 juta sampai Rp1 miliar. Kemudian disusul harga Rp1 miliar sampai Rp2 miliar, setelah itu lompat Rp5 miliar ke atas.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sebanyak 5,98 juta warga kelas menengah turun kelas sepanjang periode 2021-2024. Data yang dibeberkan BPS itu mengindikasikan mereka yang terdepak kini berada satu kelas di bawah.

BPS mencatat, pada 2021, kelas menengah di Indonesia sebesar 53,83 juta orang atau 19,82% dari total populasi. Kemudian pada 2024, jumlah tersebut menyusut menjadi 47,85 juta atau 17,13% dari total penduduk. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik