Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PARA pengembang properti dinilai perlu menyiasati dampak dari turunnya jumlah kelas menengah di Indonesia. Pasalnya kelas menengah merupakan tulang punggung pasar properti.
Senior Vice President Marketing Rumah123 Bharat Buxani menyebut yang pertama harus dilakukan pengembang adalah menyiasati harga properti primer.
“Saya rasa teman-teman pengembang sudah sangat proaktif dengan promo-promo yang mereka buat. Contoh sebelumnya promo cicil DP hanya setahun. Sekarang cicil DP itu di 24 bulan,” katanya dalam acara konferensi pers Harpopnas Fest 2024 di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Senin (9/9).
Ia optimistis dampak penurunan kelas menengah pada sektor properti tidak berlangsung lama.
“Meskipun akan terdampak karena kelas menengah adalah buying power paling banyak, tapi saya rasa ini cuma masalah waktu. Developer, penjual properti, itu sangat kreatif dalam memasarkan produk mereka,” ujar Bharat.
Ia juga melaporkan permintaan properti di Rumah123 tetap tumbuh secara year on year. Pada kuartal 1 2024, kata Bharat, permintaan properti lebih stagnan.
Baca juga : Berikan Kemudahan untuk Penuhi Kebutuhan Hunian Modern Kaum Milenial
“Awal tahun, bulan puasa, itu selalu memang lebih stagnan. Namun Q2 sampai Q3 malah kita sudah lihat pertumbuhan year on year sekitar 37% secara demand. Supply juga tumbuh, tapi angkanya harus saya cek lagi,” jelasnya.
Ia juga menyebut properti yang paling banyak dicari konsisten pada segmen Rp400 juta sampai Rp1 miliar. Kemudian disusul harga Rp1 miliar sampai Rp2 miliar, setelah itu lompat Rp5 miliar ke atas.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sebanyak 5,98 juta warga kelas menengah turun kelas sepanjang periode 2021-2024. Data yang dibeberkan BPS itu mengindikasikan mereka yang terdepak kini berada satu kelas di bawah.
BPS mencatat, pada 2021, kelas menengah di Indonesia sebesar 53,83 juta orang atau 19,82% dari total populasi. Kemudian pada 2024, jumlah tersebut menyusut menjadi 47,85 juta atau 17,13% dari total penduduk. (Z-8)
Pemerintah didorong untuk menginisiasi kebijakan yang bisa mendukung penciptaan lapangan kerja. Hal itu dinilai lebih baik dan krusial ketimbang menjalankan program Bantuan Subsidi Upah.
Apindo mendorong pemerintah fokus pada program jangka pendek, di antaranya mendorong stimulus konsumsi yang tepat sasaran, khususnya bagi kelas menengah.
Fenomena duck syndrome menggambarkan kondisi ketika seseorang tampak tenang di permukaan tetapi sebenarnya sedang berjuang keras di bawah tekanan yang berat.
EKONOM UGM, Wisnu Setiadi Nugroho, menyebutkan angka kemiskinan di Indonesia menunjukkan penurunan.
Penyebab terjadinya fenomena makan tabungan (mantab) adalah karena pertumbuhan pendapatan yang sangat tipis yang dibarengi kenaikan harga barang kebutuhan sehari-hari
Menurut dia, memang dampaknya temporer di waktu Ramadhan dan Lebaran saja. Pasca itu, biasanya daya beli akan kembali terkoreksi.
Rumah subsidi yang semakin kecil tidak hanya berdampak pada kenyamanan fisik, tetapi juga mengganggu kualitas hubungan antara anggota keluarga.
Rumah masih menjadi sesuatu yang sulit dimiliki oleh anak muda di Indonesia saat ini. Faktor ekonomi dan sosial menjadi kendala utama.
Beli rumah impian gak beda jauh sama milih pasangan hidup: harus nyaman, punya masa depan jelas, dan gak bikin pusing finansial. KPR BRI hadir sebagai solusi cerdas dengan kerja sama developer top
Kaki seribu memiliki peran penting sebagai pengurai alami di ekosistem.
Kenaikan harga properti dan inflasi tak sebanding dengan pertumbuhan pendapatan. Belum lagi, banyak kelompok usia produktif yang terjebak dalam peran sebagai sandwich generation.
Rumah harga terjangkau belum tentu jelek. Pasalnya, meski harga terjangkau bisa dibuat dengan kualitas bagus, yakni salah satunya dengan pendekatan model kontruksi modular robotisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved