Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Pemerintah tengah mempersiapkan Indonesia menjadi anggota tetap Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Hal itu dinilai akan membawa perekonomian nasional menjadi lebih baik lantaran dapat sejajar dengan negara-negara maju. Sejauh ini Indonesia berada dalam tahapan aksesi dan ditargetkan dapat rampung dalam tiga tahun ke depan. Namun ternyata, Indonesia juga berpeluang mengalami kerugian jika tergesa-gesa bergabung dengan OECD.
"Ada beberapa konsekuensi dari bergabung dengan OECD yang justru malah bisa menghambat perkembangan dari industri manufaktur," ujar Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CoRE) Mohammad Faisal, Senin (12/8).
Industri pengolahan Indonesia, kata dia, berpotensi mengalami kemunduran kinerja lantaran kehilangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) atau pembebasan bea masuk yang diberikan oleh Amerika Serikat. Fasilitas itu hanya diberikan Negeri Paman Sam kepada industri dari negara berkembang.
Baca juga : Proyeksi IMF soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia sesuai Asesmen BI
Kanggotaan di dalam OECD akan membuat Indonesia dipandang sebagai negara maju. Dus, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri berpotensi tak lagi mendapat fasilitas GSP dari AS yang notabene mitra dagang utama Indonesia.
"Dengan demikian, bisa jadi, sangat mungkin pasar industri manufaktur di luar negeri, negara tujuan, AS, misalnya, akan tergerus. Khususnya industri manufaktur yang ekspor ke AS itu seperti industri TPT, alas kaki," terang Faisal.
Selain itu, orientasi dari OECD adalah condong pada kepentingan-kepentingan negara maju. Sementara Indonesia dari tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) relatif masih jauh dari kategori negara maju.
Baca juga : IMF Proyeksi Ekonomi Indonesia Stagnan di 2024 dan 2025
Alhasil, kepentingan Indonesia berpotensi tak akan menjadi prioritas meski nantinya telah menjadi anggota tetap dari OECD. Mayoritas negara maju, imbuh Faisal, kerap menerapkan kebijakan non tariff bariers pada sistem perdagangannya.
Itu terutama pada produk-produk berteknologi tinggi dan memenuhi syarat serta ketentuan terhadap dampak lingkungan. "Dan dalam banyak hal, negara berkembang (seperti Indonesia) banyak yang belum siap," jelas Faisal.
Hal lain yang juga berpotensi berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia ialah terkait transisi energi. Indonesia yang saat ini masih banyak ditopang oleh industri manufaktur bakal kewalahan jika harus menerapkan standar transisi energi dari OECD.
Pasalnya, hingga saat ini sumber pergerakan industri manufaktur di Tanah Air masih menggunakan energi yang dianggap kotor oleh OECD. "Kalau harus mengikuti interest negara maju dengan energi bersih, ini berarti butuh effort, biaya, sementara sumber daya kita yang kompetitif ada di sana," kata Faisal.
"Jadi, artinya kalau tidak hati-hati, justru menghambat perkembangan industri manufaktur dan artinya juga menghambat pertumbuhan ekonomi," pungkasnya. (Z-11)
PRESIDEN Prabowo Subianto memimpin rapat bersama jajaran Dewan Ekonomi Nasional (DEN) untuk membahas kondisi perekonomian nasional dan arah kebijakan strategis ke depan.
Penambahan tujuh Proyek Strategis Nasional (PSN) baru pada tahun 2026 dinilai berpotensi besar memberikan dampak ekonomi jika diimplementasikan secara optimal dan akuntabel.
Presiden Prabowo Subianto membantah anggapan pihak-pihak yang menyebut kondisi ekonomi Indonesia sedang gelap.
Langkah pemerintah melakukan deregulasi terkait impor dan kemudahan berusaha diapresiasi.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai menjadi pilar strategis pembangunan nasional yang harus mendapat dukungan dari berbagai komponen bangsa.
Situasi global yang masih dan kian tak menentu patut diwaspadai. Perkembangan dari ekonomi dunia dan konflik Timur Tengah Iran vs Israel dinilai dapat memberi dampak ke perekonomian Indonesia.
Saat ini, Indonesia adalah kandidat resmi. Jika berhasil, Indonesia akan menjadi negara ASEAN pertama yang bergabung dengan OECD.
Pentingnya peran pengusaha muda dalam menciptakan ekosistem ekonomi baru yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing global.
Pemerintah Kota Batam terus mendorong perluasan investasi dan pengembangan sektor Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE).
Industri makanan dan minuman nasional menunjukkan geliat pertumbuhan yang luar biasa, terutama di segmen halal.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melaporkan realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai Rp83,88 triliun hingga akhir triwulan II-2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved