Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Proyeksi IMF soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia sesuai Asesmen BI

Insi Nantika Jelita
08/8/2024 10:09
Proyeksi IMF soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia sesuai Asesmen BI
Ilustrasi(Antara)

Bank Indonesia memastikan bahwa kerangka kebijakan moneter, fiskal, maupun keuangan akan terus disusun dengan sangat berhati-hati demi memperkuat fondasi stabilitas makro dan kesejahteraan sosial.

Hal tersebut disampaikan Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam menanggapi hasil asesmen IMF atas perekonomian Indonesia dalam laporan Article IV Consultation tahun 2024 yang dirilis, Rabu (7/8). Pada laporan itu IMF menyampaikan apresiasi dan catatan positif mengenai langkah-langkah kebijakan yang ditempuh otoritas Indonesia.

Apresiasi tersebut disampaikan terkait beberapa poin penting, seperti komitmen Indonesia terhadap disiplin fiskal, penurunan inflasi sesuai dengan kisaran target yang ditetapkan dan kebijakan moneter yang memerhatikan perkembangan data (data dependent), upaya pendalaman pasar dan upaya penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter.

Baca juga : IMF Proyeksi Ekonomi Indonesia Stagnan di 2024 dan 2025

Poin penting berikutnya adalah upaya penguatan kerangka kebijakan makroprudensial, agenda pertumbuhan menuju status negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045, serta komitmen untuk mencapai target zero-emission pada 2060 dan langkah-langkah yang diambil untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan deforestasi.

IMF juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ada di kisaran 5% dan 5,1% pada 2024 dan 2025.

"Proyeksi positif IMF sejalan dengan asesmen Bank Indonesia yang memperkirakan bahwa perekonomian nassional tetap tumbuh dengan baik," ujar Erwin dalam keterangan resmi, Kamis (8/8).

Erwin menegaskan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk memitigasi risiko ketidakpastian global dengan tetap menjaga independensi dalam mencapai tujuan yang diamanatkan undang-undang.

"Koordinasi kebijakan moneter dan fiskal juga diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan serta momentum pertumbuhan ekonomi," tandasnya. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya