Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

99 Persen Netizen Sepakat Basmi Barang Impor Ilegal

Naufal Zuhdi
08/8/2024 11:54
99 Persen Netizen Sepakat Basmi Barang Impor Ilegal
Ilustrasi barang impor ilegal(MI/Naufal Zuhdi)

Direktur Pengembangan Big Data Indef, Eko Listyanto, mengungkapkan 99% netizen setuju untuk membasmi barang-barang impor ilegal. Laporan itu ia peroleh setelah melakukan perbincangan ecara daring dengan 2.136 netizen di patform X dalam 13 hari terakhir.

"Dari 2.136 perbincangan, ternyata 99% netizen itu sepakat produk impor ilegal harus dibasmi. Tentu ini suatu harapan yang bagus bahwa mereka sepakat produk impor ilegal itu harus dibasmi," ujar Eko dalam Diskusi Publik Indef, Kamis (8/8).

Kendati demikian, netizen juga memiliki syarat. Mereka berharap kualitas dari produk dalam negeri harus terus ditingkatkan.

Baca juga : Barang Impor Ilegal bakal Jadi Bahan Bakar Industri

"Jadi di satu sisi mereka sepakat bahwa impor ilegal harus dibasmi, di sisi lain produk dalam negeri juga harus ditingkatkan kualitasnya supaya konsumen ini tetap meminati produk-produk dalam negeri kita," imbuh Eko.

Selain itu, tidak sedikit dari netizen yang mempertanyakan ke mana larinya barang-barang impor ilegal yang slama ini diamankan. Sebab, beberapa waktu lalu pemerintah melalui satgas impor ilegal berhasil mengamankan barang-barang impor ilegal senilao Rp46 miliar yang diamankan di Kantor Bea dan Cukai Cikarang.

"Ini mungkin juga pertanyaan menarik untuk dijawab para pemangku kepentingan. Kalau Satgas ini sudah bekerja kemudian ada hasilnya, ke mana semua barang itu? Ini mungkin juga pertanyaan mendasar juga bagi publik yang awam kira-kira kalau kemudian tidak dijagain ya barang bisa masuk pasar lagi," terangnya.

Netizen juga mendorong satgas impor ilegal untuk bergerak dari hulu. Atinya, pemberantasan barang-barang impor ilegal harus dilakukan dengan menutup pintu masuknya. Bukan dengan mengamankan yang sudah masuk ke pasar Indonesia.

"Itu lebih bagus daripada mengejar-ngejar apa yang sudah masuk. Kalau cuma mengejar yang di dalam tingkat efektivitasnya masih dirasa rendah," tandas Eko. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya