Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Indef Pertanyakan Isi 26 Ribu Kontainer yang Diloloskan Bea Cukai

Naufal Zuhdi
08/8/2024 11:20
Indef Pertanyakan Isi 26 Ribu Kontainer yang Diloloskan Bea Cukai
Puluhan kontainer ditumpuk di pelabuhan.(Antara)

Kepala Center of Industry, Trade and Investment Indef, Andry Satrio Nugroho mempertanyakan isi dari 26.000 lebih kontainer yang sempat tertahan di pelabuhan-pelabuhan nasional namun kemudian diloloskan begitu saja oleh Direktrat Jenderal bea Cukai Kementerian Keuangan. Sebelumnya, puluhan ribu peti kemas itu bisa lolos setelah diterbitkannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024.

"Ini yang kami tanyakan sampai dengan hari ini, isinya apa kontainer ini. Ada 26.000 kontainer ini isi apa? Sampai hari ini harusnya dibuka kontainer-kontainer itu. Apakah betul bahan baku? Apakah betul produk jadi? Ataukah memang sebetulnya ada produk-produk yang dipaksakan untuk masuk?" ucap Andry dalam Diskusi Publik Indef, Kamis (8/8).

Andry mengatakan Permendag 8/2023 telah menerabas seluruh instrumen kebijakan yang dibuat untuk melindungi produk-produk di dalam negeri. Dengan adanya beleid itu, 26.000 kontainer tersebut bisa lolos dan mengancam industri nasional.

Baca juga : Pameran UMKM Jadi Senjata untuk Adang Masuknya Produk Impor Ilegal

"Kami dengar dari industri, mereka struggling dengan adanya Permendag 8/2023 ini. Kami juga menanyakan apakah satgas impor yang ada saat ini itu ada hanya sebagai pengalihan isu saja dari Permendag 8? Karena dari kementerian terkait enggan merevisi sehingga dibuatlah beberapa hal sehingga mata publik ke arah sana," tegas Andry.

Ia berharap, dalam waktu dekat, Bea Cukai bisa memberikan informasi detil dan komprehensif terkait dengan apa dan di mana isi dari 26.000 kontainer itu sekarang berada.

"Mungkin dari Bea Cukai yang bisa menjelaskan dimana 26.000 kontainer ini, dan apa isinya. Apakah betul untuk industri, dan apakah betul itu produk impor bahan baku. Bisa jadi tidak, bisa jadi iya," pungkasnya. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya