Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Asosiasi Minta Perketat Impor Produk Barang Jadi Plastik

Insi Nantika Jelita
17/7/2024 13:33
Asosiasi Minta Perketat Impor Produk Barang Jadi Plastik
Foto udara aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor dan impor di Terminal Peti Kemas (TPK) Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.(Antara/Makna Zaezar)

ASOSIASI Industri Plastik Hilir Indonesia (Aphindo) meminta pemerintah melakukan pengetatan impor produk barang jadi plastik dari negara lain untuk memproteksi industri hilir plastik dalam negeri. Masifnya impor barang jadi plastik secara langsung mengganggu kinerja industri hilir plastik domestik.

Sekretaris Jenderal Aphindo Henry Chevalier menuturkan hal itu karena produk impor lebih diminati. Soalnya, produk impor memiliki harga yang lebih murah.

"Karena produk impor itu, barang-barang jadi yang masuk ke Indonesia jauh lebih murah dibandingkan dengan produk dalam negeri. Karenanya, perlu ada pengetatan," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (17/7). 

Baca juga : Polytama Gandeng Masyarakat Indramayu Kelola Sampah Plastik Jadi Eco Paving

Henry mencontohkan salah satu negara pemasok barang impor yang lebih murah ke Indonesia yaitu Tiongkok. Alasan barang yang dijual oleh negara tersebut lebih murah karena upah pekerja (labour cost) di sana bisa lebih rendah.

Oleh karena itu, pihaknya mendukung pemberlakukan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor dalam rangka proteksi industri dalam negeri agar produk yang dihasilkan di dalam negeri bisa lebih terserap oleh pasar. "Namun, tidak cukup hanya larangan dan pembatasan, harus diatur tata impornya," tambahnya.

Selain menerapkan pengetatan impor, pemerintah, dalam hal ini Bea Cukai, didesak menindak tegas dan menolak barang plastik impor yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). "Bea Cukai harus paham SNI itu apa aja," ucapnya.

Baca juga : Industri Keramik Jatuh akibat Harga Gas dan Impor

Di sisi lain Sekretaris Jenderal Industri Olefin, Aromatik, dan Plasik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mencatat sudah ada penurunan utilisasi di industri plastik hilir hingga di bawah 50%. Dengan masifnya barang impor di pasar domestik dibiarkan, ini bisa memukul industri hulu yakni petrokimia.

"Itu sudah mulai terasa juga di beberapa pabrik hulu. Ada yang sudah mematikan atau shut down mesinnya di pabrik," imbuhnya.

Pihaknya sepakat dengan Aphindo supaya pemerintah melakukan pengetatan impor khususnya untuk barang jadi plastik karena dianggap melemahkan iklim investasi yang berujung pada menurunnya kontribusi industri hulu. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya