Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Otiritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng Asuransi Astra dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta untuk memberikan kelas literasi keuangan bagi para mahasiswa perguruan tinggi di Yogyakarta. Program ang diberi tema Tingkatkan Wawasan Keuangan, Gapai Karier Impian itu dihelat di Universitas Atma Jaya Kampus II, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (29/6).
Edukasi tersebut diberikan mengingat masih rendahnya tingkat literasi keuangan di Indonesia. Pada 2022, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) oleh OJK menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68% dan inklusi keuangan sebesar 85,10%.
Dalam kesempatan itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta, Parjiman, menjelaskan bahaya yang bisa muncul dari lebarnya jarak antara literasi dan inklusi keuangan.
Baca juga : Minimnya Literasi Keuangan Jadi Penyebab Tingginya Angka Korban Pinjol Ilegal
"Banyak orang yang sudah bisa mengakses produk keuangan namun belum memahami dengan baik konsep dasar keuangan. Itu yang menimbulkan permasalahan. Kami sebagai regulator memang bertugas untuk mengatur dan mengawasi industri keuangan dan fungsi perlindungan konsumen, namun kami tidak dapat bergerak sendiri. Maka dari itu, kami membutuhkan kolaborasi bersama pelaku usaha, Lembaga Jasa Keuangan, dan akademisi lainnya untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi bangsa ini secara merata,” Tutur Parjiman melalui keterangan tertulis, Jumat (31/5).
Rendahnya tingkat literasi keuangan bisa berbahaya terutama bagi kaum muda teramsuk para mahasiswa. Mereka kerap jadi sasaran karena kurang pemahaman tentang pengelolaan keuangan secara baik.
President Director Asuransi Astra, Christopher Pangestu, mengungkapkan pengelolaan keuangan sangat penting untuk di pahami. Pasalnya, setiap aktivitas yang dijalani setiap hari pasti memiliki risiko dan tak jarang risikonya melibatkan aspek finansial.
Baca juga : Di Indonesia, Tingkat Inklusi Keuangan tidak Sejalan dengan Literasi Keuangan
"Namun sayangnya belum banyak yang paham bahwa sebenarnya setiap risiko ini dapat dimitigasi atau dipindah tangankan melalui asuransi. Hal ini, saya harap semuanya yang hadir dapat memahami pola pengelolaan keuangan yang paling sesuai dengan diri masing-masing. Kita harus mengenal berbagai produk asuransi dan jenis pertanggungannya lebih baik lagi agar sesuai dengan kebutuhan," jelas Christopher.
Mendukung pernyataan itu, Wakil Rektor 2 Universitas Atma Jaya Yogyakarta Bidang Administrasi, Keuangan dan Sumber Daya Manusia, Samiaji Sarosa menilai literasi keuangan menjadi hal penting yang dapat dijadikan pembekalan untuk mempertajam pola piker dan mengubah perilaku dalam mengelola keuangan. Perencanaan harus dilakukan dengan baik agar kaum muda bisa memiliki ekonomi yang stabil di masa depan.
“Semoga kolaborasi pada hari ini dapat memberikan kesempatan untuk para regulator, pelaku usaha hingga akademisi untuk terus berkerja sama lebih baik lagi guna menciptakan industri keuangan Indonesia yang lebih baik. Harapan saya juga di masa depan kita semua dapat merasakan dampak utama akan keberlangsungan yang telah kita tanam hari ini agar kita dapat terus mewariskan hal positif ke penerus kita,” tutur Samiaji. (Z-11)
PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) ambil bagian dalam kegiatan Fintech Lending Days (FLD) 2025 yang diselenggarakan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia di Kota Sorong.
Jumlah total rekening yang dilaporkan mencapai 267.962 rekening, dengan nilai kerugian masyarakat tercatat sebesar Rp3,4 triliun.
Bank Woori Saudara Cabang Garut menggelar edukasi literasi keuangan di SDN Regol 4 dan SMK Al-Istiqomah Garut.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengajak para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk lebih memahami literasi keuangan dengan baik.
Edukasi finansial bertajuk Investing in Youth, Empowering Communities. Program ini menyasar 300 siswa dari tiga sekolah menengah atas di Jakarta dan Depok.
Mahasiswa diajak mengenali lebih dalam cara kerja platform fintech peer-to-peer (P2P) lending, dan mengenal risiko dan manfaat dari pemanfaatan teknologi finansial.
Sampai dengan periode Maret 2025, LKM yang telah memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan adalah sebanyak 245 LKM dengan nilai keseluruhan aset LKM mencapai Rp1,609 triliun.
Sejumlah lembaga internasional telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global lantaran ketidakpastian dan gejolak geopolitik dunia.
Pada Mei 2025 piutang pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan pembiayaan tercatat Rp504,58 triliun, atau tumbuh 2,83% secara tahunan.
INDUSTRI perbankan nasional dinilai masih menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah tekanan global. Pertumbuhan kredit pada Mei 2025 tercatat 8,43%, setara Rp7.900 triliun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, aset keuangan syariah di luar kapitalisasi saham syariah mencapai Rp2.883,67 triliun sepanjang 2024 atau tumbuh 11,67% secara tahunan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved