Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BLUE economy, atau ekonomi laut, saat ini telah menjadi perhatian utama secara global. Dia menjelaskan bahwa Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah merumuskan sebuah rencana untuk mengintegrasikan berbagai kebijakan, program, dan kegiatan yang melibatkan berbagai pihak terkait.
Menurut Dekan Fakultas Humaniora President University Syafi'i Anwar, roadmap ini diharapkan akan menjadi pedoman bagi Indonesia dalam mengembangkan ekonomi kelautan yang berkelanjutan. Hal ini akan menjadi sumber referensi penting bagi Indonesia dalam mengembangkan potensi ekonomi lautnya.
"Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah membuat roadmap untuk mengkonsolidasikan semua kebijakan, program, dan kegiatan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan," kata Syafi'i Anwar dalam kuliah tamu The Impact of Blue Ocean Economy: The Ocean Wealth and Ocean Health belum lama ini.
Baca juga : Kontribusi PDB Maritim Indonesia Baru 7%, Ekonomi Biru Perlu Dieksplorasi
Dalam kuliah tamu tersebut, Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia dan ASEAN, Admiral Jayanath Siri Kumara Colombage menjelaskan bahwa 71% dari permukaan bumi adalah lautan, dengan 95% dari isi bumi terdiri dari air dalam berbagai bentuk seperti sungai, rawa-rawa, dan danau. Namun, konsep blue economy masih kurang dikenal secara luas, sementara sumber daya laut yang melimpah semakin terancam akibat polusi dan aktivitas manusia yang merusak.
"Kita sudah sering mendengar istilah Green Economy, tapi kurang mengenal konsep Blue Economy," ujar Jayanath.
Blue economy sebenarnya merujuk pada eksploitasi sumber daya laut secara berkelanjutan. Potensi sumber daya laut yang melimpah dapat dieksploitasi untuk berbagai kegiatan, seperti industri pariwisata, energi terbarukan, eksploitasi mineral bawah laut, restorasi ekosistem laut, serta pengembangan teknologi dan bioteknologi laut.
Baca juga : Jokowi: Semua Negara Mendorong Investasi Ramah Lingkungan
Namun, upaya mengembangkan blue economy tidaklah mudah. Berbagai tantangan seperti pengeboran lepas pantai, pembuangan limbah, dan pemanasan global menjadi hambatan yang perlu diatasi. Untuk menghadapi tantangan ini, Jayanath menyarankan Indonesia dan Sri Lanka untuk berkolaborasi dan saling berbagi pengalaman dan pengetahuan.
"Indonesia dan Sri Lanka bisa berkolaborasi, saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan best practices untuk mengatasi tantangan tersebut," paparnya.
Indonesia dan Sri Lanka memiliki kesamaan dalam hal ketergantungan pada laut sebagai sumber ekonomi, serta rentan terhadap ancaman pemanasan global. Kolaborasi antara kedua negara diharapkan dapat menciptakan laut yang lebih sehat dan berkelanjutan, yang pada gilirannya akan membawa kemakmuran bagi kedua negara tersebut.
Baca juga : Menko Airlangga Dorong Engineering ASEAN Untuk Terus Kembangkan Green dan Blue Economy
"Hanya laut yang sehat yang bisa mendatangkan kemakmuran," tegas Jayanath.
Sementara itu, rektor President University Handa S. Abidin menambahkan, Sri Lanka dan Indonesia memiliki beberapa kesamaan dan keterkaitan.
"Ada beberapa kata dalam bahasa Sri Lanka yang hampir sama dalam pengucapan dan maknanya dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia. Selain itu, ada nama jalan di Sri Lanka yang mirip dengan nama jalan di Indonesia. Selain itu, ada beberapa penduduk keturunan Indonesia yang tinggal di Sri Lanka," tandas Handa. (Z-10)
Menurut Hanarko Djodi Pamungkas, ketahanan pangan harus dibarengi dengan tanggung jawab menjaga laut dari pencemaran.
PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa memperkuat komitmennya dalam mendukung pembangunan nasional.
Tiga anggota kawasan industri Holding BUMN Danareksa akan mengambil peran aktif dalam pengembangan proyek-proyek strategis nasional berbasis ekonomi biru.
Pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan di lautan dapat menghasilkan keuntungan ekonomi yang melebihi US$15 triliun, yang mencakup sekitar 15% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global.
Konferensi dan pameran tahunan Bali Ocean Days (BOD) Conference & Showcase kembali digelar di InterContinental Bali Resort, Jimbaran.
BPK RI mendukung upaya pemerintah dalam menginisiasi program blue economy dengan memastikan pengelolaan yang bertanggung jawab atas aset kelautan Indonesia.
PEMENUHAN kebutuhan esensial anak usia dini harus terus dimaksimalkan. Kebutuhan esensial anak usia dini yakni meliputi asupan gizi, pendidikan, dan pola asuh yang tepat.
Fase ini meletakkan fondasi yang kokoh bagi kesehatan, kemampuan belajar, kesejahteraan secara keseluruhan, bahkan potensi penghasilan mereka di masa depan.
Di tengah pengalaman multisensori tersebut, KAPPI menghadirkan 3 jenis kopi unggulan yakni Kopi Mandheling dari Sumatra Utara, Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan dan Kopi Bali Kintamani.
Penanganan bencana tidak bisa diselesaikan dengan cara yang sama antara korban laki-laki, perempuan dan disabilitas.
Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan penambahan anggaran pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) bakal membuat perekonomian Indonesia tumbuh tinggi.
Program MBG akan berdampak besar pada pembentukan pola kebiasaan makan masyarakat hingga akhirnya bisa memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved