Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Indonesia Masih Dipercaya sebagai Destinasi Wisata Dunia

Naufal Zuhdi
14/3/2024 17:40
Indonesia Masih Dipercaya sebagai Destinasi Wisata Dunia
Wisatawan mancanegara mencoba meminum jamu tradisional saat kegiatan Eco Market di kawasan pariwisata The Nusa Dua, Badung, Bali(Antara)

PENGAMAT pariwisata Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Chusmeru menyatakan bahwa sampai saat ini Indonesia masih dipercaya sebagai destinasi wisata dunia. Hal tersebut terbukti dari data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang menunjukkan bahwa realisasi perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) selama 2023 mencapai 750 juta disusul dengan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 11,7 juta kunjungan.

Ia menilai bahwa setidaknya empat faktor yang menyebabkan Indonesia diminati wisatawan.

"Pertama, faktor keamanan. Indonesia termasuk negara yang aman untuk dikunjungi wisman. Gejolak politik yang muncul tidak sampai menimbulkan gangguan keamanan yang mengancam keselamatan wisatawan," kata dia saat dihubungi pada Kamis (14/3).

Baca juga : Antisipasi Overtourism Dunia dengan Penguatan Sektor Pariwisata Nasional

Kedua, sambung dia, harga produk wisata Indonesia relatif murah dan terjangkau oleh wisman. Masalah harga produk wisata biasanya menjadi pertimbangan bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu negara, seperti harga tiket pesawat, objek dan daya tarik wisata, hotel, dan restoran.

"Oleh sebab itu wacana kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur dan Taman Nasional Komodo mendapat sentimen negatif di pasar wisata," jelasnya.

Ketiga, faktor pelayanan. Meski kadang muncul keluhan dari wisatawan, namun pelayanan wisata di Indonesia masih termasuk kategori baik. Pelayanan mencakup sektor transportasi, akomodasi, restoran, objek wisata, dan masyarakat.

Baca juga : Borobudur Siap Sambut Wisatawan saat Liburan Akhir Tahun

"Faktor pelayanan yang baik akan membuat wisatawan puas mengunjungi destinasi wisata," ungkap dia.

Keempat, kebijakan pemerintah di sektor pariwisata di Indonesia hingga saat ini tidak menghambat wisman untuk berkunjung. Kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang dibuat Indonesia untuk beberapa negara juga terbukti meningkatkan angka kunjungan wisman.

Meski begitu, tantangan pariwisata Indonesia ke depan tidak ringan. Kondisi geopolitik internasional dan perekonomian dunia sulit diprediksi. Karenanya perlu dipikirkan strategi pengembangan pasar wisata, baik mancanegara maupun domestik.

Baca juga : Desa Wisata Negeri Rutong, Kota Ambon, Miliki Potensi Ekowisata Hutan Sagu

Strategi pengembangan pasar wisman merupakan respons dan adaptasi terhadap krisis ekonomi global yang melanda beberapa negara asal wisman. Ia menyebut bahwa n-negara seperti Amerika Serikat, China, Jerman, Inggris, Prancis, dan beberapa negara Eropa yang selama ini menyumbang wisman cukup banyak sedang dilanda krisis ekonomi. Banyak wisatawan di Amerika Serikat dan Eropa memutuskan untuk memilih perjalanan wisata short trip.

"Diperkirakan wisman dari beberapa negara akan menunda sementara untuk melakukan perjalanan wisata jarak jauh. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisman ke Indonesia. Diperlukan strategi baru dalam pasar wisata, terutama pada negara-negara yang potensial menyumbang wisatawan, seperti India, Australia, Selandia Baru, Malaysia, Singapura, Filipina, Timor Leste, dan beberapa negara di Timur Tengah," bebernya.

Sedangkan untuk pasar domestik, ia menilai bahwa sektor pariwisata tahun ini perlahan mulai dapat diharapkan seperti sebelum pandemi.

Baca juga : Desa Wisata Baselang Bakung Jaya Hadirkan Agrowisata dan Seni Budaya Lokal

"Meski demikian kunjungan wisman maupun domestik masih banyak terkendala faktor ekonomi global. Selain itu tarif pesawat dan kereta api yang dirasa mahal serta kenaikan harga kebutuhan pokok juga akan menghambat perkembangan pariwisata domestik," tutur Chusmeru.i

Adapun kegiatan pameran, seminar, konferensi, dan pertemuan lain dalam jumlah pengunjung yang besar akan membantu pasar wisata domestik. Dengan demikian hotel, transportasi darat dan udara, kuliner serta industri kreatif akan tumbuh.

"Diharapkan koordinasi antara Kemenparekraf dengan kementerian terkait untuk menggairahkan sektor pariwisata," pungkasnya. (Fal/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya