Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat The Fed, Jerome Powell, mengatakan pihaknya tidak akan terburu-buru menurunkan tingkat suku bunga. Ia harus betul-betul merasa yakin terlebih dulu bahwa AS sudah bisa menghadapi inflasi dengan baik.
Powell mengatakan masih ada kemungkinan, suatu hari nanti di 2024, tingkat suku bunga AS akan diturunkan. Namun untuk saat ini, para pejabat masih belum siap untuk itu.
The Fed akan mengambil keputusan mengenai kapan penurunan tingkat suku bunga akan dilakukan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Partai Demokrat juga sudah memberi peringatan bahwa tingkat suku bunga tinggi saat ini telah membuat para pembeli properti semakin sulit mendapatkan rumah lantaran begitu tingginya bunga pinjaman. Mereka pun mendesak The Fed untuk segera memangkas tingkat suku bunga.
Baca juga : The Fed Catat Sedikit Peningkatan Aktivitas Ekonomi sejak Januari
Menanggapi situasi tersebut, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus mengatakan, meski perekonomian dan ketenagakerjaan AS masih kuat, para pembuat kebijakan butuh waktu yang lebih lama untuk mengambil sikap.
"Mereka juga butuh lebih banyak data untuk memastikan apakah inflasi mampu turun mencapai target atau tidak," kata Nico melalui keterangan tertulis, Kamis (7/3).
"Karena ada kemungkinan inflasi dapat berbalik arah untuk naik kembali. Pasar mempertanyakan seberapa cepat dan jauh The Fed dapat memangkas tingkat suku bunga." (Z-11)
Presiden AS Donald Trump menyebut Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell telah merugikan perekonomian AS karena menolak menurunkan suku bunga acuan.
Presiden Donald Trump menyatakan tidak berniat memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell, meskipun sebelumnya mengkritik tajam dan menyebut Powell sebagai “pecundang besar.”
Pasar saham AS mengalami penurunan tajam dengan Dow Jones anjlok hampir 1.000 poin akibat meningkatnya ketidakpastian kebijakan ekonomi.
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, memperingatkan kebijakan tarif Presiden Donald Trump menciptakan situasi ekonomi yang belum pernah dihadapi dalam sejarah modern.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan atau fed funds rate (FFR) sebesar 50 basis points (bps), menjadi 4,75%-5,0%, pada Rabu (19/9) waktu AS.
Ketidakpastian ekonomi diprediksi masih akan berlangsung dalam ktu cukup lama. Salah satunya disebabkan suku bunga acuan The Fed yang diprakirakan tetap tinggi dalam beberapa waktu ke depan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved