Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
MASALAH pinjaman online (pinjol) seolah-olah tidak pernah usai. Walau sebagian orang pinjol bisa membantu menyelesaikan persoalan keuangan, banyak yang terlilit pinjol hingga bunuh diri.
Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, I Wayan Nuka Lantara, Ph D, pun mengingatkan masyarakat agar bijak dalam mengelola keuangan. Apabila sudah sangat terpaksa harus meminjam uang dari pinjol, beberapa hal perlu diperhatikan karena bunga pinjaman yang dikenakan pada pinjol cukup tinggi.
"(Pengguna Pinjol) bisa jadi adalah peminjam ditolak bank karena profil keuangan tidak sesuai," kata dia saat menjadi Nara sumber dalam Program Sekolah Wartawan di Ruang Fortakgama Gedung Pusat UGM, Jumat (23/2) sore.
Baca juga : Begini cara Penuhi Kebutuhan dan Tetap Aman Mengatur Keuangan
Alhasil, model pinjaman online jadi pilihan karena jauh lebih cepat dan praktis dalam mendapatkan duit. Padahal, di balik kemudahan itu, peminjam juga memiliki risiko lebih besar, yaitu dari bunga yang besar hingga risiko denda yang besar pula.
Ia mengamati, jumlah peminjaman online akan tinggi saat Juli dan Agustus, masa pendaftaran sekolah dan kuliah, Jumlah peminjam paling rendah saat April.
Dari data yang ada, Wayan menyebut, uang yang berputar lewat pinjol sekitar Rp20 triliun, yang sekitar 3%-4% saja yang mengalami gagal bayar alias macet.
Baca juga : Apakah Cicilan Kredit Online Bisa Dipakai untuk Kebutuhan Produktif?
"Memang tidak semua lancar, sekitar 3%-4% yang macet," terang dia.
Rata-rata peminjam yang mengalami gagal bayar ini berada direntang usia 19-34 tahun. Mereka menggunakan uangnya lebih banyak ke arah konsumtif.
Namun, banyak pula peminjam Pinjol yang menggunakan uangnya untuk hal-hal produktif, seperti pendidikan dan menambah modal bisnis.
Baca juga : Wagely Bantu Karyawan Dapatkan Akses THR untuk Kebutuhan Idul Fitri
Ia pun memberikan beberapa tip dalam memilih pinjaman online. Pertama, calon peminjam harus menentukan dari awal tujuan meminjam uang apakah untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan.
Menurut Wayan, sepanjang pinjaman online diperuntukan untuk kegiatan produktif dan memberikan hasil maka tidak akan menjadi masalah. Namun, jika pinjaman untuk kepentingan konsumtif, hal itu memiliki efek risiko keuangan.
Kedua, usahakan untuk tetap teliti dengan membaca serta memahami surat kontrak perjanjian peminjaman. Ketiga, apabila sudah cair, usahakan untuk membayar kewajiban tepat waktu dan sesuai dengan jumlah tagihan untuk menghindari denda.
"Yang tidak kalah lebih penting, pastikan pinjol tersebut terdaftar di OJK karena per Januari 2022 ada 104 pinjol terdaftar di OJK," katanya.
Selain itu, peminjam juga harus mengecek tingkat bunga pinjaman, mengetahui secara baik reputasi perusahaan pinjol, serta mengetahui seberapa jauh kualitas layanan konsumen mereka. (Z-3)
Berdasarkan survei Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) 2023, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap memasuki masa pensiun
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Upaya pemberdayaan kewirausahaan, keuangan, dan kesiapan kerja telah memberikan dampak kepada lebih dari 9.700 siswa dari 50 SMA dan SMK di 14 kota/kabupaten di Indonesia.
Nilai pasti dari jumlah kerugian masih dalam proses penelaahan dan belum dapat dipastikan hingga seluruh proses investigasi internal diselesaikan.
Talkshow tersebut menyoroti peran penting keuangan digital dalam meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.
Fundtastic bersama BPR Indomitra Pertiwi dan mitra keuangan Pintek, resmi menjalin kolaborasi strategis dengan Shipper, salah satu perusahaan teknologi logistik dan manajemen gudang.
Jumlah total rekening yang dilaporkan mencapai 267.962 rekening, dengan nilai kerugian masyarakat tercatat sebesar Rp3,4 triliun.
Melalui integrasi layanan Privy, proses pendaftaran dan persetujuan pinjaman di PinjamanGo kini dapat dilakukan tanpa tatap muka, sepenuhnya secara online.
Akses terhadap fasilitas pembiayaan hunian yang terbatas menjadi salah satu hambatan terbesar dalam penyediaan rumah bagi masyarakat Indonesia
Laju pertumbuhan ini jauh melampaui pertumbuhan kredit perbankan yang hanya mencapai 8,88% secara tahunan dan cenderung terus melambat sepanjang tahun.
Kajian Core Indonesia menunjukkan, pemanfaatan fintech peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) didominasi untuk keperluan usaha.
OJK mencatat adanya peningkatan dalam penyaluran pinjaman melalui layanan fintech peer-to-peer lending (P2P lending) atau pinjaman online (pinjol), serta skema pembiayaan buy now pay later
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved